Kelima, fokus pada perbaikan diri.
Meskipun kita melakukan perenungan terhadap perilaku atau kesalahan yang telah kita perbuat, merepetisi pola pemikiran yang tidak sehat tidak akan membuat kita mengambil langkah yang tepat untuk memaafkan diri sendiri. Kita akan kembali ke proses awal di mana kita masih berusaha melakukan pembenaran dan tidak menerima sepenuhnya secara sadar apa yang sudah terjadi. Ketika mendapati diri kamu memainkan kaset rusak yang berada dalam pikiran yang mengatakan bahwa "Saya orang yang tidak baik", hentikan hal itu dan fokuslah pada satu langkah tindakan positif. Alih-alih memikirkan hal itu, kamu bisa mengambil napas dalam-dalam tiga kali, berjalan-jalan, maupun melakukan kegiatan positif lainnya.
Keenam, tunjukan kebaikan dan kasih sayang kepada diri sendiri.
Jika respond pertama kamu terhadap situasi adalah mengkritik diri sendiri, inilah saatnya untuk menunjukkan kebaikan dan kasih sayang kepada diri sendiri. Bersikap baiklah kepada diri sendiri, akan tetapi jangan jadikan hal ini untuk melakukan pembenaran pribadi. Tetap gunakan logika untuk mengolah situasi dan jangan lupa diimbangi dengan kepekaan sosial. Hal ini mungkin membutuhkan waktu dan kesabaran. Ingatkan pada diri sendiri bahwa kamu layak untuk dimaafkan dan jangan ragu untuk meminta bantuan teman atau professional jika kamu membutuhkan bantuan.
Perlu diketahui bahwa setiap orang dalam masa hidupnya pernah melakukan kesalahan dan memiliki hal-hal yang membuat mereka menyesal atau merasa bersalah. Akan tetapi, terjerumus dalam perangkap perenungan, kebencian terhadap diri sendiri atau bahkan rasa kasihan dapat merusak dan mempersulit kita untuk mempertahankan motivasi dan self esteem kita. Memaafkan diri sendiri seringkali membutuhkan cara untuk belajar dari pengalaman dan bertumbuh sebagai manusia. Untuk melakukan hal ini, kamu perlu memahami mengapa kamu melakukan hal itu dan mengapa kamu merasa bersalah. Kamu mungkin bersalah, tapi itu adalah pengalaman belajar yang dapat membantu kamu dalam membuat pilihan yang lebih baik di masa depan. Good luck!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H