Matematika manusia amat jauh berbeda dengan matematika Tuhan yang Maha Segala-Nya.
Lebih dahsyat di luar nalar kita sebagai manusia biasa.
Telah banyak bukti kekuasaan Allah di muka bumi ini. Semua kekuasaan- Nya tertulis di dalam al-Qur'an dan seiring berjalannya waktu kebenaran itu terbukti. Tidak hanya melalui pemikiran manusia tetapi juga pembuktian ilmiah yang terkait dengan ilmu pengetahuan. Misalnya saja Kota Mekah.
Umat Islam pasti sudah sangat familiar dengan tanah suci kota Mekah apalagi saat ini sedang musim ibadah haji dan umrah dimana tidak terlepas dari keistimewaan kota suci Mekah dan Ka'bah.Â
Ka'bah sebagai arah sujud umat Islam dan sebagai keajaiban yang menakjubkan di kota Mekah. Kota Mekah juga merupakan tempat paling suci agama Islam. Dibalik itu semua, tersimpan milyaran keajaiban sekaligus misteri ilmiah yang mengejutkan bagi dunia sains dan teknologi.
Rumus Keseimbangan
Berbicara tentang pola atau keteraturan merupakan suatu hal yang menarik. Seperti halnya setiap tes kecerdasan atau tes potensi akademik yang selalu melibatkan keseimbangan pola baik pola bilangan ataupun pola gambar. Bahkan jika kita amati secara mendalam, alam ini mempunyai desain yang unik. Ya, keseimbangan dan keindahan yang sempurna dari sang pencipta.
Seorang matematikawan asal Italia bernama Leonardo da Pisa atau yang lebih dikenal dengan panggilan Fibonacci pada abad pertengahan telah menemukan barisan bilangan yang unik. Yang kemudian diberi nama bilangan Fibonacci meskipun barisan ini sebelumnya sudah dideskripsikan oleh seorang ahli matematika asal India.
Barisan Fibonacci sendiri merupakan dasar dari prinsip matematika dibalik bilangan phi yang dikenalkan pada tahun 1200 an melalui bukunya "Liber Abaci" atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan aljabar dan sering dinamakan bilangan alam karena bilangan tersebut banyak ditemukan pada penciptaan yang ada di alam ini.Â
Bahkan, bilangan Fibonacci juga disebut sebagai bilangan Tuhan. Secara teoritik, deret barisan Fibonacci ialah sebuah barisan bilangan bulat yang dapat didefinisikan secara rekursif.
Berikut merupakan penggalan dari barisan Fibonacci.
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, ...
Barisan Fibonacci ini dimulai dengan angka 0 dan 1. Angka selanjutnya ditentukan dengan menjumlahkan dua angka sebelum angka tersebut. Seperti angka urutan ketiga ialah 1 yang merupakan penjumlahan dua angka sebelumnya dalam deret yaitu 0 dan 1.Â
Contoh lainya angka ke-15 ialah 337 yang merupakan jumlah dua angka sebelumnya yakni 144 dan 233. Maka dalam matematika barisan Fibonacci ini dikatakan dapat didefinisikan secara rekursif.
fn = fn1 + fn2, untuk n  3
Dengan kondisi awal :
f1 = 0 Â
f2 = 1
Sehingga, Barisan Fibonacci ini memiliki keistimewaan yang menarik. Ketika kita membagi satu dengan urutan angka sebelumnya, kita akan memperoleh angka yang sangat mirip antara satu dengan yang lainnya. Bahkan angka tersebut bernilai sama dan dikenal sebagai Rasio Emas atau Golden Ratio. Angka yang menjadi pembulat dalam matematika yaitu 1,618 (phi konstan).
Perbandingan antara dua buah besaran dikatakan memiliki rasio emas jika perbandingan tersebut sama dengan perbandingan total keduanya dengan nilai maksimum diantara kedua bilangan tersebut.Â
Misalkan terdapat sebuah garis dan garis tersebut dibagi menjadi 2 bagian, bagian a dan b, dengan a > b. Seperti yang diilustrasikan sebagai berikut.
Maka perbandingan nilai a dan b dikatakan sebagai rasio emas jika dan hanya jika :
a/b= (a+b)/a, dimana a > b
Pada artikel kali ini saya tidak akan menjelaskan panjang lebar dan lebih mendalam tentang Fibonacci dan rasio emas. Tapi, kita akan mencoba mengupas apa relasi antara Fibonacci, rasio emas, dan Ka'bah.
Korelasi Rasio Emas, Mekah, dan Ka'bah
Phi konstan (1,618) sebagai angka unggulan matematika merupakan angka yang sama persis dalam berbagai peristiwa di alam semesta seperti di dalam susunan daun tanaman yang disebut 'phylotaxy', di dalam serpihan kristal salju, di dalam struktur spiral berbagai galaksi, aspek rasio spiral DNA bahkan di dalam denyutan jantung pun didisain khusus yang dikenal dengan 'dodecehadron'. Semua itu tidak terlepas dari angka yang sama, yaitu rasio emas 1,618.
Penemuan terbaru mengenai rasio emas, Mekkah, Ka'bah, dan kebenaran Al-Qur'an semakin hari semakin terungkap. Ditunjukkan bahwa pengukuran dengan menggunakan kompas rasio emas atau lebih dikenal sebagai 'kompas Leonardo' menunjukkan bahwa kota Mekah terletak di rasio emas Arabia.
Dilansir dari suatu video yang saya unduh dari Youtube, rasio emas ini (phi konstan) juga sebagai titik rasio bumi. Bagaimana perhitungannya?
Proporsi jarak antara Mekah dan kutub utara adalah tepat 1,618. Selain itu, proporsi jarak antara kutub selatan dan Kota Mekah juga tepat 1,618. Masya Allah.... Tidak hanya itu, berdasarkan peta gratiquel, titik rasio emas bumi adalah di Kota Mekah.
Proporsi elongasi timur ke elongasi barat yang ditentukan garis titik balik matahari dari Mekah juga sebesar 1,618. Selain itu, secara mengejutkan bahwa proporsi elongasi barat Mekah ke garis titik balik matahari ke garis keliling bumi di garis lintang ini adalah juga rasio emas.
Hal itu juga bisa kita ukur secara teliti jarak antara dua titik manapun dengan bantuan fitur penggaris google earth pada garis lintang dan garis bujur. Dengan nilai positif dari masing-masing garis lintang dan bujur sekaligus karena berada di daratan, dapat ditarik kesimpulan bahwa satu-satunya titik rasio emas bumi adalah Mekah.
Ada satu ayat unik dalam kitab suci Al-Qur'an tentang Mekah yang terdapat dalam Q.S. Al-Imran ayat 96 yang artinya:
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.
Jika kita telisik perhitungannya lebih jauh, jumlah keseluruhan ayat ini ada 47. Sedangkan kata Mekah tersirat 47/1,618 = 29. Ada 29 huruf dari awal surat Al-Imran sampai pada kata Mekah. Seperti halnya di peta dunia, jika ada satu kata atau huruf saja yang hilang, rasio ini tidak akan pernah bisa disahkan.
Kita lihat dalam Q. S. Al- Baqarah ayat 125 yang artinya:
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat.
Apakah semua itu hanya kebetulan? Perhitungan dari faktor-faktor kemungkinan yang menyatakan bahwa semua fakta ini tidak mungkin hanya suatu kebetulan.
Ini adalah kalimat Allah dan kalimat Allah akan terbukti kebenarannya dengan pendekatan apapun. Allah menyampaikan bahwa Ka'bah sebagai titik sentral aktivitas kegiatan manusia.
 Jika kita mencari garis pertengahan di muka bumi ini, yang menjadi patokan dalam sisi geografis kehidupan di muka bumi adalah Ka'bah. Oleh karena itu, pembuat peta pertama kali menentukan bahwa titik tengah bumi adalah Ka'bah. Artinya, ketika Ka'bah sebagai titik pusatnya, belahan bumi utara ataupun selatan adalah seimbang dan waktunya pun normal.
Dari sini dapat kita tarik benang merahnya bahwa matematika adalah keajaiban Tuhan. Melalui matematika, Sang Pencipta memberikan petunjuk bagi seluruh umat manusia.Â
Terbukti, jika kalimat Allah diletakkan di dalam kehidupan kita, tidak akan pernah ada yang keliru. Ketika Allah katakan Ka'bah sebagai titik dunia, maka Ka'bah, Mekah, dan wilayah sekitarnya menjadi titik kehidupan dunia kita.
Wallahu A'lam Bisshowab...
Sumber:
Munir, Rinaldi. 2009. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.
Danikas, Dimitrios. 2004. the Golden Ratio and Proportions of Beauty. Panagopoulos: Georgia.
Rosen, K. H. 2012. Discrete Mathematics and Its Applications 7th edition. New York: McGraw-Hill.
mathworld.wolfram.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H