TELAAH ORIENTASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan kurikulum
Dosen Pengampu : Dr. Lili Nurlaili
Â
Disusun Oleh :
Tarida Lamsari     ( 201011550009 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKUKTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAMULANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap agar pembaca dapat memperoleh lebih banyak informasi dan pengalaman dari makalah ini. Â Kami khususnya berharap agar para pembaca dapat menerapkan materi ini dalam kehidupan sehari-hari.
Â
Kami para penulis yakin bahwa meskipun keterbatasan keahlian dan pengetahuan kami, masih banyak kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Â Oleh karena itu, kami sangat berharap para pembaca dapat memberikan masukan dan saran yang bermanfaat sehingga membantu kami menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
Tangerang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR2
DAFTAR ISI3
BAB 1 PENDAHULUAN4
1.1Latar Belakang4
1.2Rumusan Masalah5
1.3Tujuan5
BAB II PEMBAHASAN6
2.1Konsep Kurikulum Merdeka Belajar6
2.2Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar6
2.3Strategi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar7
BAB III PENUTUP9
3.1Kesimpulan9
3.2Saran9
DAFTAR PUSTAKA10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kehadiran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim mencetuskan  gagasan  perubahan program, khususnya Program Studi Mandiri. Kemandirian siswa dituntut oleh konsep kurikuler yang dikenal dengan program pembelajaran otonom.  Kemandirian mengacu pada kebebasan setiap siswa untuk mengakses informasi yang diperoleh melalui pendidikan formal dan informal.  Program ini mendorong pembelajaran yang terjadi baik di dalam maupun di luar kelas dan menuntut kreativitas guru dan siswa.  Siswa sulit menunjukkan kemampuannya jika diajarkan secara monoton atau satu arah (Yusrizal dkk., 2017).  Kreativitas pengajar dan siswa terhambat oleh sempitnya konsep kurikulum yang diterapkan selama ini.
Siswa harus memperoleh nilai setinggi-tingginya pada setiap mata pelajaran yang dipelajarinya di sekolah, sesuai dengan kurikulum yang berlaku selama ini. Â Selain itu, kita menyadari bahwa setiap siswa adalah ahli dalam materi pelajaran yang dipelajarinya (Selian & Irwansyah, 2018). Â Hal ini juga menjadi salah satu penjelasan mengapa siswa belum menunjukkan inovasi dalam mengembangkan keterampilannya. Â Berdasarkan temuan survei lapangan yang dilakukan peneliti, hal tersebut diketahui. Â Menurut Nadiem Makarim (2019), pendidik memikul kewajiban yang sangat besar namun terhormat. Â Guru mempunyai kekuasaan untuk mempengaruhi jalannya bangsa, namun kekuasaan tersebut dibatasi oleh sejumlah peraturan, mulai dari perencanaan administrasi yang harus dilakukan pendidik hingga cita-cita luhur dalam memberikan dukungan yang pada akhirnya menyebabkan siswanya tidak ada lagi optimal.
Penerapan program merdeka belajar harus menumbuhkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah dalam rangka mengatasi permasalahan pendidikan dalam konteks Revolusi Industri 4.0, menurut Eko Risdianto (2019:4). Â pendekatan kreatif dan inventif dalam pemecahan masalah, serta kemampuan berkolaborasi dan berkomunikasi dengan siswa. Â Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang relatif luas, terutama terbentang dari Sabang hingga Marauke. Â Akibat pemerataan ini, pemerataan akses terhadap pendidikan terhambat di banyak lokasi yang jauh (Suastika, 2021).
Siswa tertentu yang tinggal di tempat terpencil mungkin mengalami kesulitan jika ada batasan atau prasyarat untuk prestasi akademik. Â Kemampuan generasi Amerika berikutnya untuk menyelesaikan pendidikannya akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah di bidang ini. Â Program studi mandiri yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim merupakan jawaban atas kesulitan yang dihadapi pendidikan saat ini.