Manusia Indonesia memiliki tingkat konsumtif tinggi jelang hari raya besar keagamaan. Peraturan Pemerintah mengenai ketenagakerjaan mengharuskan setiap perusahaan membayar Tunjangan Hari Raya (THR) ke karyawannya. Hal itu pun disambut antusias oleh para pekerja. Apa jadinya ketika THR yang didapat dialokasikan untuk hal-hal yang sifatnya berlebihan?
Momen lebaran merupakan suatu momen yang sangat dinanti-nantikan bagi kaum Muslim di seluruh penjuruh dunia tak terkecuali bangsa Indonesia yang mayoritas berpenduduk Muslim terbesar. Lebaran dianggap oleh kaum Muslim sebagai hari kemenangan setelah sebulan lamanya menahan diri dari hawa nafsu melalui berbuasa. Pada umumnya,kemenagan selalu sejalan dengan pesta perayaan. Perayaan Lebaran di Indonesia akan selalu identik dengan makanan berupa ketupat atau opor daging. Seperti itulah gambaran kecil Lebaran ala Bangsa Indonesia.
Di tengah keadaan perekonomian Bangsa yang tidak stabil, hal itu tidak menjadi halangan akan turunnya minat belanja masyarakat. Bangsa ini diperhadapkan dengan masalah klasik yang seolah menjadi agenda rutin jelang perayaan Lebaran. Masyarakat dihantui sikap harap-harap cemas terkait melonjaknya harga sejumlah barang kebutuhan pokok. Pemerintah yang diharap dapat meminimalisir persoalan ini tidak mampu berbuat banyak akibatnya, masyarakat dipaksa berpikir ekstra.
Meski demikian, sejumlah persiapan akan selalu diperhitungkan jauh-jauh hari sebelumnya. Bagi kaum pekerja, pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi harapan untuk menutupi budget belanja keperluan Lebaran. Busana baru menjadi perhatian khusus bagi masyarakat dalam perayaan Lebaran. Dari situ akan nampak fenomena di mana pusat perbelanjaan sesak dipenuhi pengunjung. Momen itu pun tidak disia-siakan oleh perusahaan ritel kenamaan untuk menawarkan penawaran terbaik berupa discount atau potongan harga demi menarik perhatian konsumen. Sementara di satu sisi, kebutuhan lain yang tak kalah penting dipersiapkan dalam perayaan Lebaran yaitu, penganan bahan makanan. Berbeda dengan busana, penganan bahan makanan mengalami peningkatan harga yang jauh dari kata toleransi terhadap dompet.
Tuntutan belanja yang cukup tinggi tidak mampu ditutupi oleh uang THR. Masyarakat dituntut untuk dapat mensiasati budget belanja dan memilah-milah yang menjadi skala prioritas. Segelitir orang akan mengambil jalan pintas menghadapi tuntutan itu dan mengenyampingkan kesucian bulan Ramadhan. Tidak jarang tindak kriminal merebak jelang Lebaran. Pada umumnya mereka berdalih memenuhi tuntutan itu.
Kebijakan dalam berbelanja menjadi hal mutlak jika tidak ingin terjebak dalam lingkaran over shoping. Perayaan yang sederhana sudah cukup untuk memeriahkan tradisi Lebaran tanpa harus berbusana baru. Yang terpenting, makanannya itu loh?
SELAMAT BERPUASA KAUM MUSLIMIN Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H