Mohon tunggu...
Tarhadi Tabure
Tarhadi Tabure Mohon Tunggu... karyawan swasta -

No bodys perfect, Allahu Akbarrrr!!!\r\n \r\n

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Provokasi Media vs Kebijakan Pemerintah

16 Mei 2015   02:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebebasan pers merupakan suatu slogan yang selalu di lantangkan oleh kaum awak media apabila ada sebagian oknum yang berusaha untuk menghalangi atau menekan dalam meliput suatu peristiwa. Sebagai masyarakat biasa, kita pun tidak luput dari pemberitaan media atau pun sebaliknya, hal ini tidak lepas dari hakikat kita sebagai manusia dimana kita akan selalu membutuhkan satu sama lainnya.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini menjadi tren di kalangan masyarakat di seluruh dunia. Media saat ini sudah menjadi sumber referensi harian masyarakat umum dengan berbagai konten atau data-data faktual yang di sajikan setiap saat oleh awak media. Dengan argumen yang singkat, padat, dan tervisualisasi secara nyata menjadikannya bah malaikat yang seolah sulit untuk dibantah. Kuatnya pesona berbagai media-media di tanah air dalam merebut hati pemirsanya tak lantas membuat satu sama lainnya saling berebut pemirsa, ada yang selalu menyebut dirinya dengan slogan 'Tegas, lugas dan terpercaya' atau 'kami ada untuk anda' dan lain sebagainya. Selain merebut hati pemirsa, pewarta juga dituntut untuk lebih independen dalam mewartakan setiap berita. Sudah bukan rahasia lagi ketika pemilihan Presiden kemarin media swasta mewartakan liputan seputar PILPRES yang memberi kesan yang memihak pada salah satu kandidat. Media sebagai sumber referensi masyarakat tercoreng dengan kasus yang seperti itu.

Apa yang terjadi dengan situasi ini memperlihatkan kekuatan media yang mampu membangun opini publik atau bahkan mempengaruhi kebijakan otoritas pemerintahan. Pemerintah seolah-olah tidak memiliki kekuatan dan wibawanya ketika melawan propoganda-propoganda yang dibuat oleh media.  Kebanyakan media-media swasta di negeri ini selalu mendramasitir peristiwa-peristiwa politik dalam negeri yang hanya mementingkan retting semata dari stasiun tv tertentu tanpa mempertimbangkan akibat yang ditimbulkan dari pemberitaan yang berlebihan akibatnya, fokus kinerja pemerintahan menjadi terganggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun