Sejak kemarin saya melihat di berbagai media massa tentang peringatan hari lahir Kartini, mulai dari media online hingga media cetak.Â
Ribuan cetak poster dengan gambar lukisannya pun disebar, tak ketinggalan kata-kata fenomenalnya yang dijadikan judul buku Kartini "Habis Gelap Terbitlah Terang". Kata-kata ini sangatlah mengakar di benak rakyat Indonesia.
Sudah jamak diketahui mengenai sepak terjang Kartini dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dengan gagasan kebangsaan yang dimilikinya. Dengan saling bertukar surat dengan seorang temannya di Belanda.
Kartini terinspirasi untuk meningkatkan wibawa dan pendidikan kaum wanita yang terbelakang di zaman itu. Sehingga Kartini berjuang mendirikan sekolah yang dikhususkan untuk kaum wanita, dan kemudian terkenal dengan nama "Sekolah Kartini"
Sebenarnya pada zaman itu sangatlah banyak para pahlawan wanita lain nya yang berjuang untuk kaum wanita, karena memang pada awal tahun 1900 topik kesetaraan kaum wanita sedang menjadi perbincangan berbagai kalangan, sehingga timbullah berbagai gerakan dari kaum wanita. Di antaranya ada Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, dan Rahmah EL-Yunusiyyah.
Sehingga tidak adil rasanya jika kita hanya mengenal jasa-jasa Kartini saja, karena jasa pejuang wanita lain nya juga tidak bisa diremehkan dan bahkan jasa mereka berpengaruh kepada dunia Internasional. Salah satunya ialah Rahmah El-Yunusiyyah, Wanita Indonesia yang menginspirasi rakyat Mesir.
baca juga:4 Sifat Orang Indonesia Yang Bikin Orang Mesir Takjub
Mungkin sedikit orang yang mengetahui, bahwa tidak hanya Kartini saja yang berjuang dengan mendirikan sekolah untuk kaum wanita. Nun jauh di sana, lebih tepatnya di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat ada seorang wanita yang alim dan juga memilki kesadaran yang sama untuk meningkatkan derajat wanita khusus nya di bidang pendidikan.
Rahmah El-Yunusiyyah, guru besar muslimah dunia
Rahmah El-Yunusiyyah nama nya, seorang wanita yang lahir dari keluarga terpelajar dan religius yang lahir pada 29 Desember tahun 1900. Rahmah adalah seorang pahlawan kemerdekaan yang juga membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Padang Panjang dalam Revolusi Nasional melawan penjajah Belanda dan Sekutu.
Awal dari perjuangan Rahmah sebenarnya bukanlah dari medan perang, melainkan dari pondok pesantren. Rahmah kecil adalah seorang wanita tekun belajar dan mendalami agama Islam, beliau belajar di Sekolah Diniyyah School yang dipimpin oleh abangnya Zainuddin Labay El-Yunusiy.
Dalam menuntut Ilmu, Tak jarang beliau menemui ulaman terkemuka Minangkabau untuk belajar dari mereka, walaupun dahulunya wanita dikenal tidak lazim dalam mempelajari ilmu agama, apalagi dari para ulama besar.Â