Kemarin, Jumat (22/9) merupakan hari berduka bagi mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri. Bagaimana tidak, dalam sehari tersiar kabar bahwa ada dua orang mahasiswa Indonesia meninggal dunia. Satu mahasiswa meninggal di United Kingdom (UK) dan satunya lagi meninggal di Mesir.
Mahasiswa yang menjadi tumpuan harapan bangsa serta buah hati orang tua pun menemui ajalnya. Mereka pergi ke negeri rantau dalam rangka menuntut ilmu dengan senyuman dan dilepas dengan tangisan haru, lalu pulang datang dengan peti jenazah dan disambut tangisan pilu. Memang bak kata pepatah "Jodoh dan maut hanya Tuhan yang tahu." Tidak ada yang bisa menunda kematian, dan tidak ada yang pula yang bisa memprediksinya.
Siapa yang sangka dua orang pemuda bangsa yang cerdas ini sebelumnya masih bisa tertawa dan belajar bersama kawan-kawannya, tetapi sekarang telah terlebih dahulu diambil oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Berikut penjelasan mengenai meninggalnya dua mahasiswa Indonesia di luar negeri:
Syahrie Anggara
Meninggal akibat kecelakaan saat pendakian gunung di Inggris
Anggara meninggal karena kecelakaan pada saat melakukan olahraga ekstrem trekking atau mendaki gunung di wilayah Cormayeour sebelah MontBlanc, Turin, Italia (perbatasan Italia dan Perancis). Pada saat itu Anggara melakukan olahraga ini bersama seorang temannya yang berkebangsaan China dan sama sama berkuliah di UK.
Menurut Satu, yang merupakan salah seorang mahasiswa Indonesia yang pernah ke lokasi trekking tersebut, mengatakan bahwa jalur perlintasan trekking di Cormayeour Italia tersebut merupakan jalur yang mudah untuk dilalui, bahkan bisa dibilang family friendly dan salah satu jalur trekking paling mudah.
Menurut sumber yang saya himpun, nasib baik tidak menghampiri teman kita ini, anggara ditimpa longsor salju tatkala mendaki gunung tersebut, Anggara sempat mengalami hipotermia hingga suhu badan mencapai 24 derajat celcius dan ditemukan tidak sadarkan diri di Col Chavannes. Kejadian ini terjadi pada tanggal 15 September 2017.
Anggara sempat dirawat di rumah sakit Molinette dan pada Tanggal 18 September 2017, Angga melakukan operasi jantung dan keadaannya makin kritis. Teman-teman Anggara pun menghimpun penggalangan dana untuk biaya pengobatan anggara dan juga untuk biaya tiket pesawat orang tua Anggara dari Bengkulu ke Italia.