Buku berjudul, “Metodologi Pengkajian Islam, Pengalaman Indonesia-Malaysia” ini asalnya adalah buah pemikiran para dosen di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Gontor Ponorogo, Indonesia dan Akademi Pengajian Islam Universitas Malaya (APIUM) Malaysia. Pengalaman para dosen tersebut dirasa sangat berharga untuk dikongsi bersama, dan memang antara ISID dan APIUM telah terjalin kerjasama akademis yang secara resmi dituangkan dalam naskah Memorandum of Understanding (MOU) pada 20 Maret 2005.
Metodologi Pengkajian Islam yang dimaksud dalam buku ini adalah pendekatan (approach) atau kerangka kerja (framework) dalam memahami atau mengkaji Islam. metodologi pengkajian bukan hanya metode pengajaran (tariqat al-tadris atau tariqat al-ta’lim) atau cara penyampaian suatu materi atau subjek agar dapat dipahami murid atau mahasiswa. Metodologi lebih tepat dipahami sebagai mnhaj al-fikri atau manhaj al-dirasah yang tercermin di dalam struktur silabus dan kandungan masing-masing mata kuliah.
Buku ini berasal dari seminar bersama antara ISID dan APIUM pada tanggal 6-7 Mei 2006 yang bertemakan, “Seminar International Framework dan metodologi Pengkajian Islam di perguruan Tinggi Islam” di Kampus Institut Studi Islam Darussalam Gontor, Ponorogo Indonesia.
Seminar ini diilhami oleh situasi bahwa sekitar separoh kedua abad 20, metodologi pengkajian Islam mengalami pergeseran yang cukup penting. Hal ini disebabkan oleh suatu kenyataan bahwa Islam dikaji oleh Muslim dan juga non-Muslim. Kajian yang dilakukan oleh non-Muslim, khususnya orientalis, sedikit banyak dipengaruhi secara sosiologis oleh cara pandang dan pengalaman manusia Barat dan secara saintifik oleh perkembangan metodologi penelitian atau penyelidikan dalam ilmu-ilmu sosial di Barat. Metodologi orientalis ini secara perlahan-lahan mempengaruhi metodologi pengkajian Islam di Perguruan Tinggi. Hal ini karena timbulnya kecenderungan di kalangan cendikiawan Muslim belajar kepada orientalis di Barat atau membanjirnya buku orientalis sebagai alternatif bacaan cendikiawan Muslim. Dalam situasi ini, pengkajian pengkajian Islam dengan pendekatan tradisional telah tercampur, kalau tidak disaingi oleh pendekatan orientalis.
Pastinya, kajian orientalis itu berbeda dengan kajian para ulama dalam tradisi intelektual Islam. kajian orientalis tidak berdasarkan keimanan (faith-based) sehingga tidak selalu bersifat adil. Artinya, ketika mengkaji Islam, mereka tidak dapat memahami dan meletakkan suatu konsep dalam tradisi intelektual Islam sebagai bagian dari struktur konsep yang tercermin dalam pandangan hidup Islam.
Konsep ilmu yang dalam Islam berdimensi iman dan amal, misalnya, difahami hanya sebagai ilmu dan diperoleh hanya dengan rasio. Karena kehilangan dimensi iman, maka ilmu tidak lagi berguna dan terputus dengan taqarrub kepada Allah. Karena konsep ilmu tidak diletakkan sebagai bagian dari struktur konseptual Islam, maka ilmu tidak lagi berhubungan dengan amal. Demikianlah, kerancuan-kerancuan itu begitu banyak dan saling berkaitan, sehingga pembuktianya memerlukan kajian konseptual yang panjang. Bagi yang tidak membaca secara kritis, kajian orientalis akan nampak rasional dan obyektif serta sejalan dengan tuntutan keilmuan kontemporer, tapi secara konseptual mengandung kerancuan-kerancuan.
Buku ini berusaha untuk membentengi dari rusaknya dan rancunya metodologi pengkajian Islam, yang berdampak pada kesalahan dalam memahami Islam dan menyamakan keilmuan Islam dengan ilmu-ilmu lain. Buku ini terdiri dari 4 bab. Bab pertama mengkaji tentang ‘pengkajian Aqidah, Filsafat Islam dan Pemikiran Islam’, bab ke-dua tentang, ‘Pengkajian Syari’ah, Ekonomi dan Administrasi Islam’. sedangkan bab ke-tiga mengkaji tentang, ‘kajian Tafsir Hadits’ dan bab terakhir tentang, ‘Kajian Dakwah, Bahasa Arab dan peradaban’.
Buku Metodologi Pengkajian Islam –Pengalaman Indonesia Malaysia- ini diterbitkan oleh Institut Studi Islam Darussalam, Gontor Indonesia. Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi dan Dr. Mohd. Fauzi Hamat berperan besar dalam penyelesaian buku ini, keduanya adalah bagian editor. Buku ini tebalnya 425 halaman dengan dimensinya 23,5 cm.
Buku ini wajib dibaca dan dipelajari oleh ummat Islam dan praktisi pendidikan Islam khususnya. Sampai suatu saat agar kita tidak terjebak dalam pengkajian metodologi Islam yang akan mengarah para kerancuan dan menghilangkan Islam dari substansinya. Sehingga, dengan menjaga metodologi pengkajian Islam, pemahaman ummat Muslim tentang Islam dan ilmu-ilmu Islam dapat terjaga dan tetap memberikan sumbangan amal bagi kebaikan ummat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H