Mohon tunggu...
tarangeoo82
tarangeoo82 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang Jurusan Sistem Informasi S1

Saya adalah Mahasiswa Universitas Pamulang Jurusan Sistem Informasi S1, Hobi saya adalah bermain game, Saya suka menonton drama korea, Aktivitas saya selain kuliah bekerja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Opini Publik Terhadap Kasus Pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di Timor-Timur

4 Januari 2025   17:22 Diperbarui: 4 Januari 2025   17:22 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Opini pribadi saya mengenai kasus pelanggaran HAM di Timor Timur adalah bahwa ini merupakan salah satu kegagalan besar dalam sejarah Indonesia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Kasus ini tidak hanya mencerminkan kekerasan yang dilakukan negara terhadap sebuah wilayah yang tengah memperjuangkan hak-haknya, tetapi juga menyoroti bagaimana kekuasaan negara bisa digunakan untuk menutupi keadilan demi stabilitas politik.

Pelanggaran yang terjadi di Timor Timur menunjukkan bahwa nasionalisme yang dipaksakan dengan kekerasan justru melahirkan luka mendalam yang sulit disembuhkan. Nasionalisme seharusnya berakar pada semangat persatuan dan penghormatan terhadap keberagaman, bukan pada dominasi militer atau penghilangan hak-hak individu. Salah satu aspek yang paling menyakitkan dari kasus ini adalah kenyataan bahwa banyak pelaku, terutama di kalangan militer, tidak pernah benar-benar dimintai pertanggungjawaban. Budaya impunitas ini mengirimkan pesan yang buruk kepada generasi berikutnya bahwa kekuasaan dapat mengabaikan hukum dengan mudah, menciptakan preseden buruk bagi penegakan HAM di Indonesia.

Kasus pelanggaran HAM di Timor Timur mencerminkan bagaimana kekuasaan negara digunakan untuk menindas hak-hak dasar manusia, melalui pembunuhan massal, penghilangan paksa, penyiksaan, kekerasan seksual, dan penindasan budaya terhadap rakyat Timor Timur. Meskipun Indonesia dan Timor-Leste telah mengambil langkah-langkah rekonsiliasi, saya merasa keadilan bagi korban masih belum tercapai secara substansial. Banyak pelaku pelanggaran yang belum dihukum, dan luka sosial yang ditinggalkan terus membekas. Untuk benar-benar menyembuhkan trauma masa lalu, Indonesia harus lebih serius dalam menuntut keadilan dan memastikan hak asasi manusia dijunjung tinggi di masa depan, bukan hanya sekedar rekonsiliasi formal yang tidak memberikan efek nyata bagi para korban.

Sebagai masyarakat yang mengaku menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, apakah kita benar-benar peduli dan memahami tragedi pelanggaran HAM di Timor Timur? Apakah kita siap mengambil peran untuk mendesak pemerintah agar mengakui kesalahan masa lalu, memberikan keadilan bagi para korban, dan memastikan tragedi serupa tidak pernah terulang? Kasus pelanggaran HAM di Timor Timur adalah cerminan dari ketidakadilan akibat dominasi kekuasaan negara atas hak asasi manusia. Meskipun hubungan Indonesia dan Timor-Leste telah membaik, luka masa lalu masih membutuhkan penyembuhan melalui keadilan bagi korban, pengakuan kesalahan, dan reformasi sistemik untuk mencegah pengulangan sejarah yang sama.

Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati nilai-nilai kemanusiaan di atas ambisi politik. Mari kita bersama-sama belajar dari sejarah pelanggaran HAM di Timor Timur dengan terus memperjuangkan keadilan bagi para korban, mendukung rekonsiliasi yang bermakna, dan memastikan bahwa nilai-nilai kemanusiaan dijunjung tinggi dalam setiap langkah pembangunan bangsa. Jangan biarkan masa lalu menjadi bayang-bayang gelap, tetapi jadikanlah sebagai pelajaran untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun