Ia tak rela menghapus ritualnya.
Keesokan paginya, dan pagi-pagi berikutnya sebelum mandi, ia mengambil toples biru, perbandingan 3 kopi dan 2 gula, cangkir cokelat tua kesayangannya, teko kecil berwarna hitam, mengaduk 3 kali ke kanan dan 2 kali ke kiri, duduk di sofa kayu teras rumah, menunggu 3 menit lebih 2 detik dan mendekatkan wajahnya pada cangkir.
Ia hanya mengambil toples biru tanpa membukanya.
Ia mengambil teko hitam dan tidak menuangkan apapun ke dalam cangkir cokelat tua kesayangannya.
Ia mengaduk cangkir kosong sebanyak 3 kali ke kanan dan 2 kali ke kiri.
Ia membisu, menatap cangkir dengan tatapan kosong lalu tertawa terbahak-bahak sambil mendekatkan wajahnya pada cangkir dan ia merasakan udara yang sangat dingin, sedingin pagi yang waktunya terlihat pada arloji, pukul 3:2 AM.
Gadis kopi. Begitulah panggilannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H