Tanaman mangga (Mangifera indica L) menjadi salah satu dari tiga jenis tanaman buah yang mendapatkan prioritas untuk dikembangkan oleh pemerintah sebagai primadona hortikultur. Mangga merupakan salah satu jenis buah-buahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi, sehingga pemerintah mengupayakan adanya pengembangan hortikultura seperti adanya suatu proyek terpadu pada komoditi mangga di daerah Jawa Barat. Â Pengembangan ini masih berjalan di Jawa Barat, tetapi ada wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan yaitu provinsi Jawa Timur. Persebaran keanekaragaman kultivar mangga untuk setiap daerah berbeda-beda, untuk Jawa Timur tersebar di Madiun, Kediri, Tulungagung dan Ngawi. Saat ini terjadi erosi genetika khususnya pada tanaman mangga, hal ini disebabkan karena adanya penurunan populasi tanaman mangga akibat daerah persebarannya dibangun menjadi kota maupun pemukiman. Kultivar lokal juga mengalami kekalahan dalam persaingan penjualan, karena kultivar impor dijual dengan harga yang lebih murah dibandingkan kultivar lokal. Permasalahan lain adalah masyarakat hanya membudidayakan jenis mangga yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti jenis mangga gadung, manalagi dan sebagainya, sehingga jenis mangga yang nilai ekonominya lebih rendah tidak dibudidayakan.
Di Madiun, kultivar yang banyak dijumpai adalah kultivar gadung, hal ini disebabkan kultivar tersebut dipilih menjadi tanaman penghijauan disekitar kota dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pemerintah Kota dan KabupatenMadiun membudidayakan tanaman ini ditepi jalan sehingga tanaman ini banyak tumbuh didaerah kota Madiun. Kultivar mangga madu dan mangga kopyor mengalami erosi genetika di Kota Madiun sehingga tergolong langka. Hal ini disebabkan karena mangga jenis kopyor memiliki rasa yang kurang manis dan didominasi dengan rasa yang masam, selain itu mangga kopyor mengandung banyak air pada buahnya dan memiliki tekstur yang berserat. Jenis mangga madu juga menjadi langka akibat persebarannya yang terbatas dan produksi untuk setiap pohonnya rendah. Meskipun jenis mangga madu memiliki potensi ekonomi yang tinggi, rasa buah yang manis dan daging buah lembut, mangga jenis ini tergolong langka. Untuk itu perlu adanya program konservasi untuk membudidayakan kultivar mangga yang langka. Program konservasi dapat dimulai dari menggerakkan kesadaran masyarakat untuk mau menanam jenis mangga yang hampir punah yaitu jenis mangga madu dan mangga kopyor, yang kemudian diberikan arahan untuk pengelolaan pasca panen sehingga akan meningkatkan nilai ekonomi. Dengan demikian, semakin banyak masyarakat yang tergerak untuk menanam tanaman mangga jenis kultivar tersebut terutama para petani buahÂ
Dengan adanya program konservasi dan program penunjang diharapkan jenis kultivar mangga madu dan mangga kopyor tidak mengalami kepunahan, selain itu juga meningkatkan penghasilan dari petani. Hal ini dikarenakan jika petani menanam lebih dari satu jenis mangga maka akan meningkatkan pendapatan dari petani tersebut, dikarenakan harga untuk setiap jenis dari mangga berbeda-beda. Mangga jenis madu memiliki nilai jual yang cukup tinggi sehingga jika dijual akan meningkatkan penghasilan dari petani tersebut. Kegiatan konservasi ini dapat menjadikan kota Madiun dan sekitarnya menjadi kota penghasil buah mangga jenis Madu dan Kopyor sehingga nantinya kota Madiun dapat terkenal akibat kegiatan budidaya kedua jenis tersebut yang dapat menjadi contoh untuk daerah lain. Kota Madiun bisa dijadikan pelopor untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang hampir punah agar keberadaannya tetap ada, selain itu jika Kota Madiun menjadi kota pembudidaya jenis kultivar mangga tersebut maka kota Madiun bisa menjadi produsen dari buah mangga yang nantinya dapat dijual ke luar kota. Dengan demikian maka perekonomian Kota Madiun termasuk masyarakatnya akan lebih terjamin, namun demikian tetap harus ada dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah Kota dan Kabupaten Madiun. Selain dapat meningkatkan perekonomian, dengan budidaya tanaman mangga dapat melestarikan tanaman mangga yang hampir punah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H