Pertanyaan ini sesungguhnya seperti pertanyaan lugu yang luar biasa, karena sesungguhnya teman  senantiasa selalu ada pada setiap orang didalam hidupnya,  sehingga semua orang dapat mendefinisikan teman dalam batasan pemikiran masing-masing. Justru karena itu maka indikasi teman tergantung pada penilaian pribadi masing-masing.
Ada yang beranggapan bahwa teman itu adalah mereka yang saling bersama mereka setiap hari. Berikutnya ada yang memberi penaian bahwa teman adalah orang yang hanya ada ketika mereka sedih dan berduka. Kemudian ada juga yang memberi penilaian teman itu sebagai orang yang selalu ada baik dalam keadaan susah maupun senang.
Pertanyaan berikutnya adakah teman dalam politik? Berikutnya adakah teman dalam partai politik?
Sesungguhnya teman dalam politik dan dalam partai politik tentunya ada, selama tidak bertentangan dengan pemikiran dan kepentingan mereka masing-masing. Lalu bagaimana merawat teman dalam politik dan partai politik sehingga mereka tetap sebagai teman yang baik.
Catatannya adalah memahami politik yang benar, bahwa politik dapat memisahkan siapa saja ketika terjadi benturan kepentingan. Selama sama kepentingan selama itu pula teman dalam politik tetap establish. Lalu dalam partai politik semua anggota partai harus tunduk pada keputusan partai, dimana keputusan partai dilalui dengan refrensi dari suara pengurus dan anggota partai yang setingkat atau satu level dibawahnya dan refrensi kebijakan partai ditingkat atas misalnya Dewan Pimpinan Pusat (DPP).
Sementara keputusan DPP adalah hasil kesepakatan pengurus dan anggota dibawahnya. Begitu seharusnya logika partai politik dalam keputusan-keputusan mereka. Jika semua stakeholder dalam partai politik berlaku wajar dan normal tentu tidak keputusan yang dipaksakan atau memaksakan kehendak perseorangan. Dengan keputusan yang normal maka semua pertemanan dalam partai juga akan berjalan nomal pula, karena tidak akan ada yang kehilangan teman karena perbedaan cara pandang politik.
Oleh karena itu pengkaderan untuk pendewasaan kader dalam partai politik menjadi vital dan sangat menentukan dalam keutuhan suatu partai politik. Justru karena itu pimpinan partai politik dibutuhkan seseorang yang pintar dan cerdas serta bijak tidak cukup dengan pemikiran yang seadanya sebagaimana saat ini di daerah-daerah.
Ilmu politik adalah ilmu yang paling komplek dan karena itu seseorang yang memiliki ilmu politik yang matang dapat dipercaya sebagai pimpinan partai politik karena ia dapat diandalkan untuk berpolitik. Bukan karena faktor banyak uang karena seseorang yang banyak uang dan berambisi dalam mengumpulkan uang tidak akan berhenti dalam menambah pundi-pundi uang.
Tentu mereka akan terus membutuhkan biaya yang besar untuk modalitas pencaharian uang yang lebih besar pula. Maka mereka tidak akan pernah bisa memainkan peranannya sebagai pimpinan partai politik karena dalam banyak hal mereka akan alpa karena tidak memahami sisi penting dalam partai politik.
Karena itu akhirnya muncul miskepercayaan (distrust) dalam kepemimpinan partai politik tersebut.
Dalam pengelolaan partai politik butuh manajemen yang sempurna sehingga partai itu bermuara positif dalam pengembangan masyarakat yang tergabung di dalamnya.