Oleh: Tarmidinsyah Abubakar
Mentalitas kebangsaan dibutuhkan  oleh pemimpin negara, pemimpin daerah, pejabat tinggi negara, tokoh politik, aparatur birokrasi negara dan orang-orang yang bertugas dalam melayani rakyat dilevel atas hingga ke level yang paling bawah.Â
Karena negara mengatur nafas begitu banyak orang yabg hidup menggantungkan masa depannya, Â generasi penerus mulai pemuda, remaja, anak-anak bahkan sampai pada level seorang bayi yang baru dilahirkan dalam suatu wilayah dalam negara.
Karena kita membahas pada level negara maka kita hanya membicarakan kredibilitas pemegang amanat rakyat dilevel tertinggi dan tinggi sebagaimana Lembaga Presiden sebagai Eksekutif, DPR yang mewakili rakyat dan Yudikatif sebagai penegak hukum dilevel atas.
Ketiga lembaga tersebut dan turunannya harus mampu menjamin kredibilitas mereka masing-masing sehingga dalam memelihara kepercayaan (trust) dimata rakyatnya. Karena apa? Tentu saja karena negara ini dibangun dalam sistem kepercayaan yang luas dari ratusan juta orang dalam negara yang besar atau puluhan jutaan orang pada negara sedang dan juga jutaan hingga ratusan ribu orang pada negara negara kecil.
Pada prinsipnya perkumpulan orang yang paling banyak ada dalam suatu wilayah yang disebut negara sementara wilayah lain tidak melebihi jumlah orang yang tergabung dalam suatu negara. Meskipun tetap saja ada negara yang jumlah penduduknya lebih kecil dari suatu provinsi di negara lainnya yang lebih besar.
Indonesia dengan jumlah penduduknya 250an juta masuk sebagai negara dalam daftar sepuluh negara terbesar jumlah penduduknya di dunia. Dengan kata lain dapat mewakili beberapa persen dari total manusia di bumi.
Lalu ada performan standar bagi rakyat Indonesia secara keseluruhan, misalnya diatas 90 persen muslim maka Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia karena dominan muslim.Â
Berikutnya jika penduduknya dominan gay maka Indonesia mewakili gay terbesar di dunia, berikutnya jika penduduknya dominan penipu maka Indonesia mewakili negara terbesar penipu dibumi. Image ini berdasarkan apa yang ingin kita tampilkan kepada masyarakat di bumi.
Hal ini sebagai ilustrasi untuk saling mengingatkan sehingga kita selalu bisa melakukan evaluasi terhadap kredibilitas bangsa dan negara kita. Tentu kita harap bahwa profil sebagai negara muslim terbesar ini bisa dipertahankan karena itu prilaku kita sebagai warga negara Indonesia juga harus menyesuaikan dengan profil bangsa ini dimata dunia, bukan sebaliknya.Â
Karena yang bertentangan dengan profil tersebut tidak berbeda dengan merusak image sebagai muslim terbesar didunia. Lalu kalau berprilaku yang berseberangan dengan prilaku Islam maka jelaslah kita tergolong sebagai warga yang memberi kontribusi dalam merusak agama Islam.