Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peluang Calon Gubernur Aceh Masa Depan, Berwawasan Luas Tentang Partai Politik Baik Partai Lokal Maupun Partai Nasional

1 Mei 2021   23:14 Diperbarui: 22 Mei 2021   23:49 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membicarakan bakal calon gubernur Aceh untuk pilkada masa depan masih menyisakan berbagai pertanyaan karena rentang waktu penyelenggaraan pemilu dan pilkada bersama sejak sekarang hingga waktu yang direncanakan pemerintah masih beberapa tahun lagi.

Meski tidak banyak yang dapat diproyeksikan untuk melihat peluang perebutan kursi Aceh 1 pada pilkada yang akan datang tetapi instrumen-instrumen yang mewarnai politik dimasa depan yang berpeluang membawa perubahan untuk perbaikan kualitas kehidupan rakyat di Aceh  dapat dipahami dan dipilih dalam sikap untuk hidup rakyat dimasa depan.

Sikap-sikap pada personal warga masyarakat ini yang kemudian menjadi inspirasi untuk perubahan nasib suatu bangsa dan melalui sikap warga yang benar sebagaimana diyakini bahwa perubahan itu hanya bisa dilakukan oleh masyarakat itu sendiri karena semua prilaku pemerintah dalam kehidupan sosial disuatu daerah mutlak diwarnai oleh prilaku personal warga masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat terjadi berbagai pilihan misalnya dalam memberi dukungan kepada kelompok politik yang salah kaprah dilevel pimpinan masyarakat akar rumput, dukungan kepala lorong kepala urusan masyarakat dan lain-lain di pedesaan. Pemahaman kepala kelompok masyarakat diakar rumput ini yang labil dalam politik  akibat terbatasnya pengetahuan dan wawasan politik telah membawa masyarakat dalam keterpurukan yang lama dalam politik.

Sejak pemilukada tahun 2006 yang dimulai dengan kontestan calon perseorangan, peta politik dalam pilkada Aceh selalu dimenangkan dari kalangan kader partai lokal. Di awali oleh kemenangan gubernur Irwandi Yusuf dari calon perseorangan dari kalangan lokalis. Kemudian pemilukada tahun 2014 dimenangkan oleh gubernur Zaini Abdullah dan pasangannya mantan panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang maju dari partai politik lokal Partai Aceh (PA).

Pada pilkada tahun 2019 pemenang pilkada Aceh juga masih dimenangkan oleh calon dari partai lokal (PNA) Irwandi Yusuf namun berpasangan dengan Nova Iriansyah dari partai nasional yaitu partai Demokrat.

Membaca kepuasan pemilih ditengah masyarakat terhadap  partai lokal dalam pilkada Aceh memberi sinyal bahwa partai lokal bisa bertahan hingga tiga pemilukada sekaligus membuktikan intensitas dukungan  partai politik lokal yang dianggap sebagai dukungan emosional rakyat atas tuntutan pemerdekaan Aceh dari Indonesia.

Dampak dukungan emosional pemilih atas issu pemerdekaan wilayah ini dapat digunakan oleh partai lokal untuk memperoleh kursi DPR di daerah dan kursi bupati/walikota bahkan jabatan gubernur serta berafiliasi dengan partai nasional untuk memperoleh kursi DPR RI.

Semua fasilitas dan jabatan milik rakyat sipil yang dipilih langsung tersebut dominan di kuasai oleh partai lokal meskipun secara kuantitas terus mengalami penurunan yang drastis. Tetapi yang perlu menjadi catatan adalah dukungan politik emosional terhadap partai lokal selama (15) lima belas tahun terakhir setengahnya telah menjadi dukungan rasional terhadap partai lokal.

Ketika dukungan rasional tersebut bisa bertahan maka dapat dipastikan keberadaan partai lokal ditengah masyarakat akan Aceh telah mampu memperkuat akarnya dan masa anti klimak itu bisa saja dilalui dengan lancar.

Penguatan partai lokal justru akan semakin kokoh dengan naiknya gubernur Aceh dari kalangan partai nasional sebagaimana sekarang dengan cara pergantian ditengah jalan atau oleh sebahagian masyarakat menganggap sebagai pendhaliman terhadap gubernur dari partai lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun