Oleh : Tarmidinsyah Abubakar
Pekerjaan politik tidak bisa diukur sebagaimana rumus matematika, kecuali tingkat pemahaman politik masyarakat rata-rata di bawah standar.
Begini lho,,,,ingat gak cerita Abu Nawas yang berkeliling kota kemudian mengatakan kepada orang bahwa seseorang yang alim bisa melihat surga dalam topinya. Hingga sampai cerita itu ke Raja dan Raja juga ikut melihat dalam topi Abu Nawaz. Karena ketakutan terhadap imagenya akhirnya Raja juga mengatakan bahwa ia melihat surga sehingga seantero negeri berbicara tentang topi Abu Nawaz.
Siapa yang membantah tentu akan dianggap tidak alim, tidak taat pada Allah dan seseorang yang bangsat digelapkan matanya melihat surga Allah.
Nah...ini permainan psikology seorang penipu yang mampu menipu seluruh rakyat suatu negara dengan kelihaiannya.
Lalu jika anda tanya kepada saya, alat pengarahan pikiran masyarakat dalam politik yang paling efektif itu apa sih?
Jawabnya adalah "lembaga survey politik" dan Segunung Uang
Mereka bisa menggunakan formasi permainan Abu Nawaz dalam politik, tentu saja apabila kualitas rata-rata warga masyarakat dibawah standar dalam memahami politik atau mereka tidak peduli politik.
Negara-negara dengan kualitas rakyatnya yang lemah akan dibola-bolai dalam memilih pemimpinnya, sehingga dalam hal ini rakyat akan mengalami kendala besar dalam politik. Masyarakat bukan memilih pemimpin tetapi justru memilih demagog.
Alat meyakinkan rakyat untuk pemenangan mereka apa?
Pertama,
Uang dan Fasilitas untuk sogok secara intensif dan Membiayai Manajemen Jaringan (kapitalizem)