Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis adalah Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengukur Keseriusan Rezim dalam Penegakan Toleransi Beragama

14 Mei 2020   16:52 Diperbarui: 14 Mei 2020   21:25 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rezim pemerintahan saat ini terlihat begitu banyak terjadi hasutan, provokasi serang lintas agama di dalam kehidupan rakyat. Bahkan tidak ragu-ragu orang melecehkan kitab suci, tempat ibadah, bahkan mengolok-olok Tuhan agama lain. Sebahagian besar terjadi terhadap agama Islam yang justru mayoritas di Indonesia.

Menarik untuk dikaji sebagai jembatan emas untuk memahami dan menginterpretasi apa goal dari fenomena prilaku menyerang agama di Indonesia ini. Karena yang diserang agama mayoritas yang memberi sinyal adanya gerakan sistemis yang masif terhadap pelemahan agama Islam oleh kelompok minoritas, karena tidak mungkin pemeluk Islam sendiri yang melakukan propaganda berkaitan dengan aqidah.

Realita ini menunjukkan betapa lemahnya penegakan konstitusi negara dalam kehidupan masyarakat, dimana pemerintah sedianya adalah agen bahkan pemilik toleransi yang wajib dipelihara jika mereka paham bahwa negara ini dibangun atas nilai-nilai tersebut. 

Jika pemerintah melakukan pembiaran terhadap hal ini maka ada perubahan lain yang ingin dicapai dalam sistem kehidupan sosial, namun jika pemerintah tidak bisa mengatasi maka pemerintah begitu naif karena gagal menjalankan fungsi negara beserta amanat konstitusinya. 

Justru karena itu secara logika terjadinya mistoleransi dan penghinaan terhadap agama di Indonesia ada dua arah, pertama sengaja dengan ending tertentu dan yang kedua tidak disengaja akibat lemahnya pemerintah itu sendiri. Jadi masyarakat  dapat mengukur apa sesungguhnya yang terjadi dalam fenomena kehidupan sosial dalam bidang agama sekarang ini di negeri kita.


Demikian pula dalam bidang lainnya tata kehidupan sosial di sebuah negeri yang sesungguhnya sangat bisa diciptakan kondisinya oleh elit pemerintahannya sendiri meski mereka terlihat lemah tapi penggiringan kondisi sosial hanya pemerintah yang paling berpotensi melakukannya karena kuat kekuasaannya dibanding elemen politik lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun