Senin, 20 Januari 2025 - Sosialisasi tentang pencegahan bullying sangat penting bagi anak sekolah dasar. Bullying sama dengan penindasan, perilaku ini yang dapat berdampak negatif terhadap kesehatan fisik, emosional, dan psikologis anak. Â Sebagai upaya penanganan maraknya kasus ini, Mahasiswa KKM Kelompok 178 UIN Malang bersama siswa SDN 02 Pandanrejo mengadakan Sosialisasi Anti-Bullying dengan tema "Mewujudkan Sekolah Ceria Bebas Bullying". Program kegiatan sosialisasi ini merupakan salah satu tindakan yang preventif untuk memberdayakan siswa, guru, tenaga kependidikan dan peran orangtua dalam mencegah tindakan bullying di lingkungan sekolah. Strategi ini untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai akibat bullying terhadap korban bullying dan menciptakan suasana sekolah yang aman dan nyaman.
Program ini dilaksanakan melalui kegiatan, seminar dan pelatihan kepada siswa, serta kampanye kesadaran dengan slogan "Bersama Kita Hebat, Tanpa Bullying". Salah satu sesi utama adalah pemberian materi anti-bullying yang diberikan kepada siswa dengan metode interaktif, seperti simulasi kasus, diskusi kelompok, dan permainan edukatif yang mengajarkan empati. Sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2025 dimulai pukul 09.00 Pagi. Kegiatan ini dihadiri siswa kelas 4, 5 dan 6 sebanyak kurang lebih 52 siswa. Metode sosialisasi dipaparkan oleh Pemateri, yaitu Mahasiswa Psikologi  dan Bahasa dan Sastra Arab anggota dari kelompok KKM 178 UIN Malang yang memaparkan mengenai pentingnya kesadaran akan bullying di lingkungan sekolah.
Pemateri menjelaskan definisi bullying, bentuk-bentuknya (verbal, fisik, sosial, dan cyber-bullying), serta bagaimana mengenali tanda-tanda jika seorang anak menjadi korban atau pelaku bullying. Pemaparan materi diberikan menggunakan media visual seperti slide presentasi, dan video pendek kasus bully di Indonesia, yang dirancang secara interaktif untuk menarik perhatian siswa.
Bentuk bully secara Fisik : Memukul, Menendang, Mendorong, dan Menampar. Bentuk bully secara verbal: Mengejek, Memanggil dengan nama buruk, Mencela, Menuduh. Bentuk bully sosial: menyebar hoax. Bentuk bully secara cyber: Dihina, Intimidasi, Dipermalukan melalui sosial media/internet. Dampak kepada korban yang dialami dapat berupa sedih dan takut, tidak mau pergi sekolah, kesulitan belajar, sakit, tidak percaya diri, tidak ingin bersosialisasi, dampak fatalnya bisa ke tahap bunuh diri.
Cara menghadapi sebagai korban jika mengalami perundungan atau tindangan bullying dengan berani bicara kepada orang yang lebih tua seperti guru dan orang tua, bersikap tegas untuk menolak, dan menghindar. Jika menghadapi sebagai pelihat atau saksi segera melapor ke guru atau orang dewasa beri dukungan dan jangan ikut membullying.
Setelah pemaparan materi, siswa diminta bertanya kepada mahasiswa dan roleplaying bermain peran sebagai korban dan pelaku bully. Melalui pendekatan ini, diharapkan program sosialisasi dapat menanamkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dampak buruk bullying dan menciptakan sekolah yang lebih aman dan nyaman bagi semua siswa disekolah SDN 02 Pandanrejo dan menjadi contoh bagi siswa sekolah lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H