Oleh : Tarmidinsyah Abubakar
Suatu hari minggu dan hari-hari libur teman-teman banyak berkumpul di warung kopi dipinggir kota dimana tempat yang nyaman dan dibawah rindang pohon yang besar biasanya ada tempat cuci mobil dan sepeda motor.
Begitu kebiasaan hidup masyarakat, khususnya orang lelaki di wilayah Aceh mungkin saja di daerah lain juga tidak berbeda maka terdapat posko-posko berkumpul masyarakat atau tempat kongkow yang menjadi pusat penyebaran berbagai informasi dan pengembangan berbagai issu dalam masyarakat.
Menjelang pelantikan presiden Prabowo dan menunggu penetapan menteri menjadi pembicaraan menarik diposko rakyat, padahal kita ketahui pemilih terbesar 79 persen memilih calon presiden Anies Baswedan.
Namun ada faktor politik yang kuat menjadi penolakan rakyat di Aceh yakni adalah Joko widodo presiden Republik Indonesia yang akan mengakhiri tugasnya walaupun diakhir masa tugasnya berkunjung ke Aceh untuk memenuhi agenda di pemerintahan. Tetapi justru tidak menjadi pembicaraan dan issu sebagai tema pembahasan di posko-posko masyarakat di Aceh.
Kehidupan masyarakat di Aceh sudah menjadi kebiasaan sebagaimana hakikat bermusyawarah terhadap issu-issu yang muncul ditengah kehidupannya. Walaupun bukan sebagai tempat mengambil keputusan final dalam bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.
Tetapi yang perlu menjadi perhatian bahwa darisanalah muncul sesuatu yang dipersepsikan sebagai kewajaran dan ketidakwajaran terhadap berbagai prilaku, kebijakan dan keputusan dalam berpolitik dan bernegara. Dengan kata lain masyarakat Aceh terinspirasi  memperkuat etika dalam berbagai sisi hidupnya walau bukan mereka yang berada dalam struktur pemerintahan dan partai politik.
Begitupun dengan warga Aceh yang berada di luar negeri, terdapat forum-forum online bermusyawarah yang selalu menghubungkan komunikasi mereka untuk membangun politik dan kelumrahan bagi prilaku masyarakat dalam bersikap.
Ada yang menarik dalam pola hidup warga Aceh dalam kecenderungan membicarakan issu politik bernegara, setidaknya pada saat ini terdapat empat rujukan sebagai tempat perlindungan masyarakat dalam bernegara.
Pertama ; Pelantikan presiden terpilih Prabowo dimana masyarakat menantikan apakah tetap dalam skenario kekuasaan presiden sekarang Jokowi atau memilih menjadi pemimpin demokratis yang bebas dalam memimpin dan menerapkan prinsip prinsip musyawarah, mufakat, kewajaran, kesetaraan dalam membuat keputusan.