Membentuk grub sosial adalah sebuah inisiatif yang sangat bagus untuk pemberdayaan masyarakat terutama memberi informasi dan pengetahuan yang berpengaruh pada wawasan sosial.
Pada anggota masyarakat yang kualitasnya sudah baik  grub sosial biasanya dapat menjadi organisasi selain menyamakan persepsi tentang kepentingan bersama komunitas atau masyarakat.
Setidaknya mereka bisa berfungsi sebagai kelompok yang kuat dalam membangun etika masyarakat, yang mana prilaku yang wajar dan tidak wajar.
Prilaku dimaksud baik dalam politik, ekonomi dan sosial yang terbuka, sehingga prilaku orang tentu mendorong adanya filter dari kacamata kebanyakan orang pada suatu masyarakat.
Kenapa demikian? Karena aturan hukum yang berkonsekuensi sanksi/hukuman secara langsung sangat terbatas, maka tata cara hidup perlu diatur dalam suatu etika yang mesti tidak diatur dalam sanksi langsung tetapi hukuman atau sanksi sosial cukup efektif untuk memberi efek jera.
Etika politik hanya bisa dicapai dengan kualitas politik, kalau dalam politik di negara kita tentu indikatornya pada politik demokrasi.
Demikian juga etika dalam ekonomi dan sosial pada suatu masyarakat, penguatannya hanya bisa dilakukan dengan kesepakatan sebahagian besar warga mumpuni.
Oleh karena itu performan warga di suatu komunitas atau masyarakat perlu ditempa sebagai warga mumpuni, warga yang bisa memberi pendapat mereka dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Karena batasannya sebagaimana saya sampaikan diatas, maka kualifikasi warga masyarakat dapat di dorong melalui grub-grub sosial seperti grub whatsapp dan sejenisnya yang dapat membangun interaksi lintas warga.
Kita perhatikan pada sebahagian besar grub tersebut yang jarang sekali kita temui grub yang berfokus pada bidang atau momentum misal, pemilu atau pilkada dan sebagainya.