Mohon tunggu...
Tarmidinsyah Abubakar
Tarmidinsyah Abubakar Mohon Tunggu... Politisi - Mantan Pemimpin Partai Politik

Semua orang terlahir ke dunia dengan tanpa sehelaipun benang, maka yang membedakannya adalah pelayanan kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Bisnis Crypto Sebagai Gerbang Perubahan Pendapatan Masyarakat Global

7 Maret 2024   06:27 Diperbarui: 6 Oktober 2024   23:22 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar pexels

Oleh : godfathers

Tulisan ini saya harapkan kepada semua yang membaca untuk tidak perlu memandang bahwa bisnis crypto sebagai substansi yang ingin diterangkan secara mendetil.

Namun membaca judul dengan kata bisnis crypto sebagai sebuah indikator gerbang berdimensi terlalu luas dalam semangat dan kreatifitas  perubahan hidup ke tahap kemajuan masyarakat dunia dan disana terdapat dinamika yang memperluas dan menginspirasi sumber pendapatan masyarakat dunia dalam berbagai sisi hidupnya yang kompleks.

Sementara kita masih menganggap dinding pemisah yang begitu tebal dengan kemajuan yang mereka kembangkan. Mereka dengan tidur memperoleh pendapatan sementara kita masih dalam pikiran semangat keringat baru dianggap bekerja, dan bahkan tidak sedikit dari tokoh masyarakat kita beranggapan bahwa suatu pekerjaan hanya dihitung dari tenaga dan keringat kalau mendapatkan pendapatan dengan santai justru ada yang mengharamkannya dengan ilmu agama yang ortodok.

Pertanyaannya ilmu itu untuk apa? Pikirkan saja sendiri definisinya tidak perlu referensi dan literatur dari barat dengan bahasa inggris sebagai pertanda ukuran nilai intelektualitas diri kita.

Jika kita pantau pengembangan ekonomi masyarakat di daerah kita memang masih sangat berpangku pada aktivitas usaha bisnis tradisional yang hanya sedikit saja terjadi peningkatan kreatifitas ditengah masyarakat kita di daerah.

Tidak perlu terlalu susah payah mencari siapa yang menjadikan masyarakat Aceh untuk tetap saja selalu sebagai pemegang status quo sosial dan merasa mapan dalam sistem kehidupannya.

Karena para pemimpin Aceh juga hidup dalam ekonomi dan politik yang tradisional, seperti sekeder memperluas tanah, membesarkan harta benda, meninggikan status keluarga, anak dan istri dengan cara-cara tradisional sebagaimana penguasa jaman batu.

Mereka tidak berbuat dalam ekonomi dan politik untuk membawa perubahan atau cara-cara hidup dan pilihan kreatifas yang produktif sebagaimana dunia berkembang yang memudahkan masyarakat dalam pendapatan untuk tahap kesejahteraan sosial sebagaimana cita-cita berbangsa dan bernegara. Tetapi mereka lalai dalam meningkatkan status sosial agar hidupnya lebih tinggi derajatnya dari rakyat biasa.

Sesungguhnya pemimpin rakyat yang sejati adalah seseorang yang selalu berpikir membawa perubahan dan cara hidup rakyat yang lebih mudah (sistem hidup) terutama mengawal mereka tidak ada yang hidup menderita dengan kebijakannya. Maka mereka adalah keliru kalau berpikir dan berprilaku meninggikan derajat sebagai simbol dirinya sebagai pemimpin.

Tidak ada dalam sistem kepemimpinan demokrasi model kepemimpinan yang seperti itu, dan sulit kita temukan dalam sejarah kenabian walau mereka ada mukjizad yang diandalkan tetapi bukan untuk meninggikan derajat sosialnya. Karena pada seorang pemimpin hal semacam itu sudah jauh terlampaui dalam jiwanya, jika tidak bersikap demikian tentu dia belum melewati pintu masuk sebagai pemimpin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun