Pemimpin yang menjadi rakyat biasa, pemimpin non eklusive yang memandang jabatannya sebagai amanah rakyat dan tuhannya. Pemimpin yang bukan hanya memandang kemewahan barang-barang duniawi justru dia hanya melihat efektivitas memimpin dengan barang barang sederhana. Karena dia hanya ingin melayani sebesar-besarnya jumlah rakyatnya dengan otaknya yang berpangku pada tanggung jawab kepada tuhannya.
Bahwa manusia terlahir secara telanjang maka dimulai dari kesetaraan, yang bisa membedakan diantara mereka adalah yang paling besar melayani diantara mereka. Bukan merk dan jumlah mobilnya, bukan rumahnya, bukan jumlah hartanya, bukan jumlah anak buahnya, bukan jumlah dan cantik istrinya dan sebagainya faktor feodalisme.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI