Museum Nasional Indonesia, yang dikenal sebagai Museum Gajah, adalah salah satu museum tertua di Indonesia, berdiri sejak 1862 dan dibuka untuk umum pada 1868. Terletak di Jakarta, museum ini menyimpan sekitar 190 ribu koleksi sejarah, termasuk arkeologi dan etnografi. Setelah revitalisasi pasca kebakaran, museum kembali dibuka pada 15 Oktober 2024 dengan narasi baru yang menarik bagi pengunjung. Museum ini menawarkan pengalaman baru dengan ruang pamer imersif dan koleksi dari berbagai periode sejarah, termasuk 300 artefak hasil repatriasi. Pengunjung dapat menikmati narasi yang disesuaikan dengan minat publik, menjadikan museum lebih relevan sebagai pusat edukasi dan rekreasi. Museum ini juga menarik banyak pengunjung, termasuk turis asing, yang tertarik pada transformasi dan koleksi yang ditawarkan.Â
Pembangunan Pertama Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811--1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru sebagai museum dan ruang pertemuan Literary Society. Bangunan ini berlokasi di Jalan Majapahit Nomor 3, yang sekarang menjadi kompleks gedung Sekretariat Negara, di dekat Istana Kepresidenan. Jumlah koleksi milik BG terus meningkat sehingga museum di Jalan Majapahit tidak dapat lagi menampung koleksinya. Oleh karena itu, pemerintah Belanda memutuskan membangun gedung museum baru di lokasi yang sekarang, di Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12, pada tahun 1862.Â
Gedung ini dibuka untuk umum pada tahun 1868. Kebakaran Gedung Arca, gedung baru yang resmi dibuka pada tanggal 20 Juni 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ditambahkan untuk menampilkan artefak-artefak prasejarah hingga modern. Gedung ini menyediakan ruang pameran baru dan telah menjadi bagian integral dari kompleks museum. Namun, pada malam tanggal 16 September 2023, kebakaran terjadi di Gedung Gajah, menyebabkan atap dan dinding belakang gedung runtuh. Api berhasil dikendalikan tanpa korban jiwa, tapi beberapa koleksi pra-sejarah rusak. Penyebab kebakaran masih diselidiki, dan museum ditutup sementara untuk renovasi. Visi dan Misinya Visi Museum Nasional adalah "Terwujudnya Museum Nasional sebagai pusat informasi budaya dan pariwisata yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, meningkatkan peradaban dan kebanggaan terhadap kebudayaan nasional, serta memperkokoh persatuan dan persahabatan antar bangsa".Â
Kompleks Museum Nasional dibangun di atas tanah seluas 26.500 meter persegi dan memiliki dua gedung utama. Gedung A digunakan untuk ruang pamer dan wahana Imersifa, sedangkan Gedung B, atau Gedung Arca, digunakan untuk kantor, konferensi, laboratorium, ruang pameran temporer, area komersial, dan perpustakaan.Koleksi Museum Nasional menyimpan sekitar 190.000-an benda-benda bernilai sejarah yang terdiri dari tujuh jenis koleksi: Prasejarah, Arkeologi klasik/Hindu-Buddha; Numismatik dan Heraldik; Keramik; Etnografi; Geografi dan Sejarah. Koleksi ini mencakup arca-arca kuno, prasasti, patung, artefak, senjata tradisional, dan barang-barang kerajinan. Ruang khasanah emas juga memamerkan koleksi benda berharga yang terbuat dari emas dan batuan berharga peninggalan kerajaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H