Malang (29/4), akhirnya Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang KKN UM) selesai dijalankan. KKN kali ini penuh dengan tantangan karena situasi tidak seperti biasanya. Melainkan KKN di saat-saat pandemi corona menyerang. Namun pertanyaannya, bagaimana mahasiswa kelompok KKN mampur bertahan hingga detik ini.
Kelompok KKN UM ini adalah Kelompok KKN UM Desa Sumberejo Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang tahun 2020. Mereka menjalankan KKN di desa, namun harus meninggalkan desa sebelum waktu KKN berakhir.
Mula-mula kegiatan KKN yang dilakukan Gangga, Almira, Ulya, dan teman-temannya yang lain berjalan dengan biasa-biasa saja. Mereka mengadakan bimbingan belajar untuk anak-anak kecil di posko, kerja bakti, hingga mengikuti kegiatan bersama warga.
Kegiatan bimbingan belajar dilakukan setiap sore saat asar. Selanjutnya adalah kegiatan mengaji di masjid dan masih dengan anak-anak tadi. Antusias anak-anak dan orangtua mereka sangat besar karena jarang-jarang mereka belajar di rumah secara bersama-sama. Bahkan, Luhur, salah seorang anak betah berada di posko KKN untuk belajar bersama dan sekadar bermain.
Selain bimbingan belajar, ada juga kerja bakti yang dilakukan kelompok KKN ini di desa. Tidak tanggung-tanggung, mereka kerja bakti membersihkan gunung. Yah, mereka menyebut bukit di sini adalah gunung. Namun bagaimana kerja bakti membersihkan bukit tersebut?
Kerja bakti ini dilaksanakan Karang Taruna Desa Sumberejo dengan Kelompok KKN. Hari minggu, (15/30) dengan peralatan seadanya mereka membersihkan bukit yang penuh dengan semak-semak menjulang. Beberapa orang menggunakan arit untuk membersihkan, dan beberapa yang lain menggunakan mesin pemotong rumput.
Membersihkan bukit di sini bertujuan untuk memperindah tempat dan menghilangkan rumput yang mengganggu pohon yang sengaja mereka tanam. Ya, mereka menanam pohon jati karena rencananya bukit ini akan menjadi tempat wisata karena memiliki pemandangan yang indah. Yaitu saat pagi hari (sunrise) dan sore hari (sunset).
Selain kegiatan ini, kelompok KKN juga aktif berkoordinasi dengan desa dan bersilaturahmi dengan kelompok-kelompok yang ada di desa. Para anggota yang perempuan juga aktif berkegiatan seperti Senam Lansia, Sosialisasi Bank Sampah, pengajian, manaqiban, dan lain sebagainya. Bahkan tidak jarang mereka harus ke suatu tempat, misalnya ke UMKM yang ada di desa untuk melakukan observasi pengelolaan produksi dan pengelolaan limbah.