Mohon tunggu...
Taqi Arsad
Taqi Arsad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa fmipa unej

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Program Kerja Urgensi Bimbel sebagai Upaya Peningkatan Pemahaman Materi Pelajaran

7 September 2023   09:44 Diperbarui: 7 September 2023   09:52 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roadmap pelaksanaan bimbel, dokpri

Mangaran merupakan salah satu nama kecamatan di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, Indonesia yang memilki luas sekitar 46,99 km. Kecamatan Mangaran terbilang cukup strategis karena hanya berajarak 6 km dari Alun -- alun Kabupaten Situbondo. Kecamatan Mangaran terdiri atas 6 desa yaitu desa Mangaran, Tanjung Kamal, Tanjung Glugur, Tanjung Pecinan, Trebungan dan Semiring. Desa Trebungan termasuk daerah yang cukup luas di Kecamatan Mangaran dengan luas sekitar 10,7 km yang terbagi menjadi 10 dusun diantaranya Dusun Sokaan Utara, Sokaan Selatan,  Sekar Putih Timur, Sekar Putih Selatan, Sekar Putih Tengah, Sekar Putih Utara, Karang Malang,  Trebungan Selatan, Trebungan Barat dan Dusun Trebungan Krajan. Desa Trebungan disebut sebagai desa inklusi, karena desa Trebungan menerima perbedaan secara positif serta melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam proses pembangunan desa.

Desa Trebungan memiliki potensi akan sumber daya alam yang melimpah baik itu berupa tanah yang luas dimana sebagian wilayahnya merupakan daerah pertanian. Hal ini bisa dilihat dari tumbuhan yang tumbuh subur seperti bamboo, padi, jagung, dan lain lain. Hal ini didukung dengan kondisi alam yang bagus dimana etiap harinya desa Trebungan disinari matahari. Dari potensi yang ada beberapa masalah turut menghambat akan kemajuan desa tersebut, diantaranya kurangnya teknologi yang memadai (masih menggunakan peralatan sederhana), sumber daya manusianya rendah, kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan, pemerintah setempat kurang memperhatikan potensi desa, dan lain lain.

Anak -- anak desa Trebungan umumnya mulai aktif bekerja setelah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) melanjukan profesi ayahnya sebagai buruh, pandai besi atau pekerjaan kasar lainnya, selain itu ada beberapa yang melanjutkan pendidikannya hingga keperguruan tinggi yang didukung oleh biaya orang tua. Namun kebanyakan dari mereka yang tidak lulus sekeloah dasar bahkan tidak mengenyam pendidikan sekolah dasar dikarenakan terkendala ekonomi. Faktor yang memengaruhi adalah kurangnya perhatian orang tua dalam membimbing sehinga membuat anak tersebut abai akan pendidikan. Orang tua kurang peduli terhadap aktivitas belajar anak di rumah, mereka berpikir bahwa belajar itu cukup di sekolah ketika di rumah anak -- anak dibebaskan untuk bermain. Hal ini menjadikan anak enggan dan malas untuk belajar di rumah akibatnya saat di sekolah mereka acuh tak acuh ketika diberi pengajaran.

Identifikasi Permasalahan :
Permasalahan kurangnya kualitas pendidikan di desa Trebungan dipengaruhi oleh indikator pendukung yang diantaranya adalah sebagai berikut :
Infrastruktur pendidikan
Sekolah di desa memiliki fasilitas yang terbatas, seperti kelas yang kurang memadai, kurangnya perpustakaan, atau laboratorium ilmu pengetahuan yang minim.
Aksesibilitas
Jarak antara sekolah dengan rumah lebih jauh dan transportasi umum terbatas sehingga anak -- anak menghadapi kesulitan untuk menuju ke sekolah dengan mudah.
Kualitas tenaga pengajar
Pendidikan di desa memiliki kesulitan memperoleh guru yang berkualitas dan kekurangan tenaga pengajar yang memadai.
Kurangnya sumber daya
Sekolah di desa memiliki anggaran yang terbatas untuk memperoleh buku, peralatan yang menunjang proses pembelajaran, dan fasilitas memadai lainnya.
Tradisi masyarakat setempat
Beberapa daerah desa masih memegang teguh tradisi yang dapat memengaruhi partisipasi perempuan dalam pendidikan atau mendorong anak -- anak untuk bekerja daripada melanjutkan pendidikan.
Tingkat pendidikan orang tua
Tingkat pendidikan rendah pada orang tua dapat mempengaruhi motivasi dan dukungan yang diberikan kepada anak-anak dalam pendidikan.

Pemecahan masalah melalui program kerja KKN UMD Periode II tahun 2022/2023 Kelompok 118 :
Berdasarkan permasalahan tersebut Mahasiswa KKN UMD kelompok 118 menyusun program kerja sebagai solusi berupa kegiatan bimbingan belajar. Program ini nantinya diharapkan dapat membantu anak -- anak di desa Trebungan untuk menambah porsi belajar mereka. Sehingga peningkatan pemahaman materi pelajaran dapat terserap maksimal. Mahasiswa Universitas Jember Kelompok 118 KKN UMD periode II Tahun 2023/2024 melakukan langkah tersebut dengan tujuan meningkatkan kesadaran anak - anak desa Trebungan akan pentingnya belajar sejak dini untuk meningkatkan kualitas nalar mereka. Output dari program kerja ini yaitu meskipun anak -- anak d- desa Trebungan tidak lagi diberikan bimbingan belar mereka nantinya tetap semangat belajar selain pembelajaran di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun