Dengan adanya fasilitas percetakan ini, Raudlatul Makfufin tidak hanya memenuhi kebutuhan santri di dalam negeri tetapi juga mengirimkan Al-Qur'an Braille hingga ke luar negeri, seperti Singapura dan Afrika Selatan. Langkah ini menandakan bahwa pesantren ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan lokal, tetapi juga turut berkontribusi dalam penyebaran ilmu agama di kancah internasional.
Raudlatul Makfufin telah membuktikan bahwa semangat yang kuat mampu mengatasi segala keterbatasan. Para santri tunanetra di pesantren ini setiap harinya berjuang untuk menguasai huruf Braille Arab agar dapat membaca dan menghafal Al-Qur'an. Dalam prosesnya, mereka belajar untuk meraba titik-titik Braille dengan penuh ketelitian dan kesabaran. Tak jarang, mereka mengalami kesulitan, namun semangat mereka untuk terus belajar dan mendalami agama tidak pernah surut.
Semangat yang membara di Raudlatul Makfufin adalah cerminan dari slogan mereka: meski tiada mata, cahaya pengetahuan dan ketakwaan tetap bersinar terang. Pesantren ini menjadi bukti bahwa semangat dan tekad yang kuat mampu mengatasi segala keterbatasan, membuka pintu menuju cahaya yang lebih terang di dunia dan akhirat.
Selain itu, Raudlatul Makfufin juga sering kali menerima kunjungan dari berbagai pihak yang ingin melihat langsung bagaimana proses belajar mengajar di pesantren ini. Kunjungan ini tidak hanya memberikan dukungan moral kepada para santri, tetapi juga membuka mata masyarakat luas akan pentingnya pendidikan inklusif yang dapat menjangkau semua kalangan, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik.
Melalui berbagai kegiatan dan program yang dijalankan, Raudlatul Makfufin terus berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi para santrinya. Mereka yakin bahwa setiap individu memiliki potensi yang luar biasa, meskipun memiliki keterbatasan fisik. Dengan pendidikan yang tepat dan semangat yang kuat, para santri di Raudlatul Makfufin dapat menggapai cita-cita mereka dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Raudlatul Makfufin adalah contoh nyata bahwa pendidikan inklusif yang didukung dengan fasilitas dan semangat yang tinggi mampu menghasilkan individu-individu yang luar biasa. Semangat para santri di pesantren ini adalah inspirasi bagi kita semua, bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk meraih kesuksesan dan mencapai cahaya pengetahuan. Pesantren ini menjadi bukti bahwa dengan tekad yang kuat dan dukungan yang tepat, segala keterbatasan dapat diatasi, dan cahaya pengetahuan dapat terus bersinar terang.
Penulis: Taqiyuddin Abdurahman Leboe, NIM: 11230511000047, Mahasiswa semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H