Mohon tunggu...
Tapi NSL
Tapi NSL Mohon Tunggu... -

Ibu rumah tangga yang jatuh hati pada dunia tulis-menulis

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[FFA] Kelalaian Zigly

18 Oktober 2013   11:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:22 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nomor Peserta : 332

Zigly berjalan tergesa-gesa. Sambil mengenggam erat kantong di tangannya, Zigly melihat ke arah Kotak Waktu. Benda berukuran raksasa yang berada tepat di tengah-tengah Desa Rozkee merupakan alat penunjuk waktu bagi warga Rozkee. Zigly pun semakin mempercepat langkah. Karena putaran roda pada Kotak Waktu menunjukkan Zigly telah terlambat menemui teman-temannya.

Gubuk Erios telah tampak. Zigly setengah berlari menghampirinya. Lalu, buru-buru masuk ke dalam. Membuka ikatan kantongnya dan menumpahkan seluruh isi kantong yang berupa butiran Hendox.

“Lain waktu saja kutabur butiran Hendox ini. Untuk sementara kutumpuk saja di sini dulu. Aku harus cepat. Jika tidak, aku akan ketinggalan permainan Putar Scubi”

Lalu, Zigly pun meninggalkan Gubuk Erios. Tugas menabur butiran Hendox tak dilakukannya meski cuaca amat mendukung untuk itu. Zigly tak ingin ketinggalan ikut main Putar Scubi yang merupakan permainan favorit bagi anak-anak seusia Zigly di Desa Rozkee.

Teman-teman Zigly sudah berkumpul kala Zigly tiba.

“Kenapa Kau lama sekali? Hampir saja Kau tak dapat giliran untuk Putar Scubi” Dezon yang tambun dan berambut keriting bertanya kesal.

“Aku harus ke Gubuk Erios dulu. Yang penting kan aku sudah di sini sekarang...” Zigly mengeluarkan Scubi miliknya dari saku baju.

“Oke teman-teman, kita mulai permainannya...” Selion mulai memberi aba-aba.

Dezon mendapat giliran pertama. Anak-anak mulai berkumpul membentuk lingkaran. Mereka ingin melihat lebih jelas sejauh manakah Scubi milik Dezon akan melayang dalam putarannya. Penuh percaya diri, Dezon menarik tali sumbu Scubi. Sontak Scubi itu langsung berputar dan melayang. Cukup jauh juga Scubi tersebut melayang hingga akhirnya terjatuh.

“Huuu....” kumpulan anak-anak itu berteriak.

Setelah beberapa anak menunjukkan kehebatan putaran Scubi mereka, tibalah giliran Zigly. Dia langsung mengambil posisi. Sekali hentak, Scubinya pun berputar dan melayang. Jauh, dan kian menjauh dari pemiliknya. Anak-anak bersorak. Scubi Zigly terus berputar. Mereka melihat ke arah Kotak Waktu dan berdecak kagum karena Scubi itu mampu berputar dalam waktu yang cukup lama. Akhirnya Scubi Zigly pun berhenti berputar. Zigly mencetak rekor terlama dalam Putar Scubi. Selion mengumumkan sang juara hari itu dipegang oleh Zigly. Sambil tersenyum bangga, Zigly menerima ucapan selamat dari teman-temannya.

***

Keesokan hari, seperti biasa, Zigly harus melaksanakan tugasnya. Di Desa Rozkee, tugas yang diemban Zigly adalah menabur butiran Hendox pada ladang di sekitar Gubuk Erios. Dari butiran-butiran itu akan tumbuh pohon Hendox yang keajaibannya akan membantu warga Rozkee. Buah Hendox dijadikan ramuan obat dan ramuan sihir yang dapat membentengi Desa Rozkee dari gangguan makhluk luar, yakni manusia dan hewan.

Setelah mengumpulkan butiran Hendox dari bukit desa, Zigly melanjutkan perjalanan menuju Gubuk Erios. Di tengah jalan, Zigly bertemu Selion.

“Zigly, jangan lupa. Permainan Putar Scubi hari ini bakal seru karena Dezon akan memakai Scubi yang baru dibelinya. Ingat, jangan sampai terlambat, ya....”

“Wah, benarkah itu? Tentu, aku janji akan segera ke tempat permainan...”

Zigly pun mempercepat langkahnya. Tiba di Gubuk Erios, Zigly sempat bimbang kala melihat tumpukan butiran Hendox yang makin meninggi.

“Ah, ternyata tumpukan butiran Hendox sudah sangat tinggi. Bagaimana ini, jika aku menaburkan butiran Hendox sebanyak ini sekarang juga berarti aku akan terlambat ikut Putar Scubi. Bahkan bisa-bisa aku tak sempat mengikuti permainan itu...”

Zigly menumpahkan isi kantong yang dibawanya. Maka, butiran Hendox pun bertambah tinggi menumpuk di dalam Gubuk Erios. Meski sempat ragu, akhirnya Zigly memutuskan untuk segera pergi ke lokasi Putar Scubi.

Teman-teman Zigly telah berkumpul kala dia tiba. Mereka menanti dengan tak sabar ingin menyaksikan Scubi yang baru milik Dezon. Mereka juga penasaran apakah Scubi milik Dezon mampu mengalahkan Scubi Zigly yang terkenal hebat itu. Maka, kumpulan itu pun langsung bersorak kala melihat Zigly telah hadir di tengah-tengah mereka.

Sementara itu di dalam Gubuk Herios yang gelap, tumpukan butiran Hendox tiba-tiba bergerak. Makin lama gerakan itu makin kuat. Lalu membentuk pusaran yang berputar kencang. Kencang, kencang, dan perlahan-lahan mulai berhenti. Ketika pusaran itu telah lenyap, sepasang mata berwarna merah menyala di tengah kegelapan. Tumpukan butiran Hendox telah berubah menjadi sosok yang mengerikan.

***

Zigly baru saja menarik tali sumbu Scubi miliknya ketika tiba-tiba rombongan warga berlarian tak tentu arah sambil berteriak panik.

“Ada monster!! Desa kita diserang moster!!!”

“Monster jahat menyerang!!! Selamatkan diri kalian!!!”

Tak jauh dari rombongan warga muncul monster raksasa berwarna hijau dengan mata merah menyala. Monster itu menghancurkan segala sesuatu yang menghalanginya. Zigly terpana melihat pemandangan itu. Hampir saja dia lupa untuk menyelamatkan diri jika Selion tak segera menarik tangannya.

“Aa...pa yang terjadi? Mahkluk apakah itu tadi?” Zigly terus bertanya sambil berlari mengikuti Selion.

“Kita harus berlari secepatnya menuju ke tempat Master Ferzon. Aku yakin dia tahu jawaban atas semua ini...”

Selion dan Zigly berlari secepatmungkin. Bagi warga penghuni Desa Rozkee yang hanya berukuran setinggi limabelas centimeter, diserang monster raksasa yang hampir sebesar manusia dewasa tentu merupakan persoalan yang sangat serius. Akhirnya Selion dan Zigly tiba di tempat Master Ferzon. Ternyata sudah banyak warga yang di sana.

“Master, apa yang terjadi?” Selion bertanya dengan napas yang masih terengah-engah.

Master Ferzon tak menjawab. Dia malah menghampiri Zigly dengan pandangan marah.

“Kemana saja Kau selama ini?! Mengapa tugas menabur butiran Hendox tak segera Kau laksanakan?!” Master Ferzon bertanya marah.

“Ma..maaf, Master. Apakah yang terjadi sebenarnya?” Zigly takut-takut bertanya.

“Apa yang terjadi sebenarnya?! Inilah yang terjadi akibat Kau melalaikan tugasmu! Butiran Hendox tidak boleh terlalu lama disimpan di dalam Gubuk Erios. Suhu udara di dalam gubuk itu mampu membuat kekuatan pada butiran Hendox menjadi tak terkendali. Moster itu terlahir dari tumpukan butiran Hendox yang telah rusak”

Zigly gemetar mendengar penjelasan Master Ferzon.

“Kita harus secepatnya memusnahkan moster itu. Jika tidak, maka dia akan bertambah kuat dan semakin susah untuk dimusnahkan. Jaga jangan sampai dia mencapai bukit desa. Karena dia akan tak terkalahkan apabila memakan butiran Hendox”

“Master, bagaimana cara untuk menaklukkan moster itu?” tanya Selion.

“Kelemahan monster itu berada antara kedua matanya. Kita harus segera menemukan taktik agar dapat mencapai kepalanya...”

“Master, ijinkan saya untuk mencoba menaklukkan moster tersebut. Semua ini akibat kelalaian saya. Maka, biarlah saya yang akan bertanggung jawab mengatasi persoalan ini...” Zigly menawarkan diri.

“Kalau begitu, Selion dan yang lainnya lindungi Zigly saat berusaha mendekati monster itu. Sedangkan sisa warga lainnya bersama-sama Dezon berjaga di sekitar bukit desa. Cegah jangan sampai monster itu ke sana...” Master Ferzon membagi tugas.

Akhirnya, dengan mengendap-endap di antara puing-puing rumah warga, Zigly dan teman-teman mencoba mendekati monster yang berdiri di depan Kotak Waktu. Sepertinya monster itu tengah mengagumi roda yang berputar pada Kotak Waktu itu. Zigly memberi isyarat agar teman-temannya menjauh. Dia sendiri lalu membungkuk sambil mencoba mendekati monster tersebut. Setelah mencapai jarak cukup, dia lalu mengeluarkan Scubi miliknya.

“Mudah-mudahan tembakanku tidak meleset...” Zigly berharap cemas.

Zigly lalu menarik tali sumbu. Scubi itu pun langsung berputar dan melayang menuju sasaran. Sang Monster masih asyik mengamati Kotak Waktu. Dia tak menyadari sebuah Scubi yang berputar dan melayang menuju ke arahnya. Lalu...

Pletok! Scubi menghantam keras di antara kedua mata monster itu. Asap putih tebal muncul dari bekas hantaman itu. Sedetik berikutnya, tubuh monster berputar kencang. Hingga wujud monster hilang dan berubah kembali menjadi ribuan butiran Hendox yang berputar-putar membentuk pusaran. Saat pusaran berhenti, tampak tumpukan butiran Hendox.

Seluruh warga langsung bersorak gembira menyaksikan kekalahan monster tersebut. Zigly merasa lega karena dia berhasil menyelamatkan desa dan seisinya dari kelalaian yang dibuatnya. Selion menghampiri Zigly. Memeluk bahu Zigly sambil memandangi tumpukan butiran Hendox yang menggunung di dekat Kotak Waktu.

***

NB : Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community dengan judul: [FFA] Inilah Perhelatan dan Hasil Karya Peserta Festival Fiksi Anak di Kompasiana

http://www.kompasiana.com/androgini

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community:
https://www.facebook.com/groups/175201439229892/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun