Mohon tunggu...
Tapa Shidiq
Tapa Shidiq Mohon Tunggu... Guru - Belajar mentuturkan gagasan lewat tulisan.

Seorang guru matematika di Kabupaten Serang Banten. Meski bakat menulis masih belum mumpuni tapi ingin menjadi bagian dari pejuang-pejuang literasi,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Euforia Para Durjana

18 September 2017   14:58 Diperbarui: 13 Juni 2021   11:57 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

 Merdeka adalah pekik yg pernah membahana di negri syurga ini.
Dari mulut2 mungil yang lapar.
Dari desis hati-hati yg takjim bercengkrama, dg teror kematian.
Kemerdekaan pernah di raih negri syurga ini.
Lewat tangan2 kurus pemuda yg tak bersenjatakan Api.
Lewat cerdik cendekia yang hanya mengenal kata cinta dalam perjuangannya.
hari ini mereka2 yg telah gaib dari haribaan negri syurga ini.
menyaksikan dari sisi Alam yang lain.
euforia para durjana.
berpesta sembari berteriak merdeka, dihadapan pribumi kurang gizi yang bertelanjang kaki.
pribumi yang berhamba menggendong anak2 naga dan menyeka ingus2 mereka.
Tak ada lagi air mata untuk di tumpahkan karena mereka telah Moksa. Hidup dalam keabadian.
bukan mereka, tapi aku dan kamu yg mestinya menumpahkan bergalon-galin air mata.
O negeri syurga yang nestapa.
Apa kerjamu?
apakah hanya kata tanpa nyata?

 Cinangka,17 agustus 2017
(coretan ringan sebelum berangkat upacara 17an)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun