Sewaktu masih kecil, kita mungkin sering diperingatkan orang tua agar tidak membuang-buang makanan. Selain petani yang menangis karena nasinya tidak habis dimakan, kita juga mungkin kerap diberi tahu bahwa orang berperilaku mubazir adalah temannya setan.
Peringatan dan petuah bijak dari orang tua kita di masa lalu itu sangat lah benar. Perilaku boros, membuang-buang makanan, adalah tindakan yang sangat tidak mensyukuri nikmat Tuhan. Karena selain kita, masih ada banyak orang yang mungkin sangat kesusahan hingga belum tentu bisa makan sekali sehari. Alangkah baiknya jika makanan atau rejeki yang kita miliki, diberikan pada orang yang tidak mampu. Ketimbang terhambur-hambur percuma.
Bila sebutir-dua butir nasi yang terbuang saja bisa disebut mubazir, maka apa jadinya dengan 6 ribu ton beras yang ditemukan rusak atau membusuk di gudang penyimpanan milik Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan
Keberadaan beras yang rusak dan berbau busuk itu ditemukan oleh tim Sergap Mabes TNI, pekan lalu. Beras yang rusak dan busuk itu tentu sudah tidak layak konsumsi.
Menurut informasi yang beredar, beras temuan itu merupakan stok tahun 2015 tang tinggal menunggu proses lelang. Entah akan dijual jadi apa beras tersebut. Yang pasti, kemungkinannya kecil beras itu akan dikonsumsi kita manusia. Paling banter, beras itu dijual sebagai bahan pakan ternak. Semoga saja tidak ada oknum yang nekat mendaur ulang atau mencuci beras itu, lantas dijual seperti beras normal.Â
Akan tetapi, keberadaan beras di gudang sampai membusuk itu, jadi bukti bahwa tidak ada penyaluran beras. Kendati masih minim informasinya, tapi ada kemungkinan bahwa beras busuk itu tidak tersalurkan oleh Bulog dalam operasi pasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H