Alam punya kekuatan yang sedemikian besar. Manusia dengan segala embel-embel titel serta jabatan, tidak ada apa-apanya dibandingkan kekuatan alam.Â
Tapi sepertinya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman lupa dengan pemahaman itu.
Sepanjang tahun 2018 ini, Amran sudah beberapa kali meremehkan kekuatan alam yang maha dahsyat.
Ini nih beberapa contoh kebijakan Mentan Amran Sulaiman yang meremehkan kekuatan alam dan juga potensi Paceklik di 2019.
Juli lalu, di tengah musim kemarau, Amran Sulaiman dengan gagahnya bilang musim kering tahun ini tidak akan berdampak signifikan. Ia yakin produksi pangan kita tidak akan terganggu. Bermodal keyakinan itu juga, ia menentang kebijakan pemerintah mengimpor beras.
Tapi apa yang terjadi?Â
Ternyata kekeringan melanda dimana-mana. Menurut BMKG, kemarau 2018-2019 akan melanda Indonesia lebih lama. Khususnya di wilayah Selatan Khatulistiwa. Padahal di wilayah itulah mayoritas terdapat lahan pertanian kita.Â
Peringatan yang lebih keras lagi datang dari alam lewat berbagai bencana seperti tsunami di Sulawesi Tengah, banjir bandang di Sumatera Barat, dan Gempa bumi di Lombok. Aktivitas alam itu merusak lahan pertanian kita, dan otomatis berakibat pada berkurangnya produksi pangan.Â
Di luar urusan fenomena alam, Amran juga dengan bangganya mengekspor jagung keluar negeri. Padahal di dalam negeri, peternak menjerit karena harga jagung mahal. Lagi pula, kebijakan mengekspor jagung itu terkesan blunder. Karena nyatanya, Indonesia masih mengimpor jagung untuk kebutuhan pakan ternak.
Pertanyaannya, kenapa Amran tidak lebih bijaksana, dengan cara menyimpan produksi jagung kita. Perintahkan dong Bulog untuk membeli jagung petani, lalu disalurkan pada peternak yang butuh untuk pakan ayam. Jangan Cuma kompak dengan Bulog ketika urusan impor beras, yang belakangan ternyata data produksi dan surplusnya Hoax.
Berita tentang data tidak akurat