Kekeringan yang mulai melanda sebagian wilayah Indonesia terancam membuat harga pangan naik.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat ada 12 ribu hektare lahan puso dari total 1,5 juta hektare sawah dengan tanaman padi. Jumlah lahan puso tersebut bertambah ribuan hektare dibandingkan per awal Juli yang tercatat seluas 9.358 hektar.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Sarwo Edhy mengatakan, total luas lahan padi terdampak kekeringan mencapai 120 ribu hektar. "Paling banyak di Pulau Jawa. Purwakarta salah satunya," kata Edhy seperti dikutip dari Republika, pekan lalu.
Menurut Edhy, wilayah yang sudah mengalami kekeringan adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, dan Nusa Tenggara. Sementara, wilayah lainnya masih relatif aman karena masih turun hujan. Di Jawa Barat, daerah yang paling terdampak kekeringan dan puso terluas adalah Kabupaten Indramayu.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Senin (22/7) sudah ada 55 pemerintah daerah yang menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan. Selain itu, ada juga 75 wilayah kabupaten dan kota yang terdampak kekeringan di tujuh provinsi.
Menurut situs hargapangan, kenaikan bahan pangan yang besar terjadi pada komoditas cabai di seluruh provinsi. Cabai rawit merah misalnya, pada 1 Juli 2019 harga per kilogramnya mencapai Rp44.200. Namun pada Kamis (25/7) Rp70.300 alias naik 59% Cabai rawit hijau dari Rp45.950, menjadi Rp60.350 per kilogram atau naik 31%. Harga beras dan gula pasir, cenderung stabil.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya pernah menganalisa, fenomena El Nino yang terjadi bersamaan dengan musim kemarau mengakibatkan musim kemarau tahun ini berlangsung lebih kering, dan terasa panas terik ketimbang tahun sebelumnya.
BMKG memperkirakan puncak kemarau di beberapa daerah akan terjadi pada Agustus 2019. Di beberapa wilayah bahkan diperkirakan akan mengalami musim kemarau hingga September 2019.
Kekeringan yang berlangsung di berbagai daerah sudah menunjukkan ancaman yang nyata pada areal pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat total luas kekeringan pada MK-2019 mencapai 102.746 hektar dan 9.358 hektar di antaranya mengalami gagal panen alias puso.
Kementan mencatat terdapat sekitar 100 kabupaten/kota yang terdampak kekeringan pada musim kemarau (MK) 2019 yang tersebar di wilayah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB dan NTT.