Goa Seplawan terletak di antara gugusan bukit perbatasan Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulon Progo tepatnya yaitu berada di Desa Donorejo,Kecamatan Kaligesing dan berada pada ketinggian sekitar 750 meter di atas permukaan laut.
Menurut penduduk setempat diperkirakan Goa Seplawan dulunya dijadikan sebagai tempat pemujaan bagi seorang raja-raja yang telah berhenti berkuasa dan meninggalkan semua yang berbau tentang duniawi. Oleh karena itu, di dalam Goa Seplawan ditemukan banyak benda-benda bersejarah.
Untuk mencapai tempat wisata tersebut hanya memerlukan waktu kurang lebih 30 menit dari pusat kota Purworejo. Jalanan yang ditempuh cukup berliku-liku dan curam, dapat ditempuh dengan kendaraan beroda dua mapun roda empat. Namun sayangnya tidak ada transportasi umum untuk mencapai kawasan tersebut,sehingga harus menggunakan kendaraan pribadi. Goa Seplawan berada di gugusan bukit-bukit sehingga udara disana sangatlah sejuk. Tiket untuk memasuki kawasan Goa Seplawan sangat murah dan terjangkau. Tiket hanya dipatok seharga tiga ribu rupiah sudah termasuk biaya parkir kendaraan.
Di kawasan wisata Goa Seplawan ini sudah terdapat fasilitas-fasilitas seperti kamar mandi/WC,mushola,gashebo,tempat parkir,gardu panjang,aula,warung-warung kecil,penginapan sederhana,serta taman-taman bunga yang sangat indah.
Di kawasan ini terdapat patungemas dewa Syiwa yang terletak di dekat pintu masuk Goa Seplawan yang kabarnya sekarang patung emas tersebut disimpan di Monumen Nasional. Sedangkan patung yang berada di kawasan tersebut adalah replika dari patung emas dewa Syiwa yang ditemukan.
Penginapan-penginapan kecil yang dapat ditemui di kawasan tersebut bangunannya unik yang dibuat dari kayu jati dan atapnya menggunakan jerami. Namun kurang diperhatikan dan kurang terawat sehingga sekarang rusak dan sama sekali tidak dipergunakan lagi.
Melalui gardu panjang wisatawan dapat memperoleh pemandangan yang menakjubkan. Jika cuaca sedang cerah dari gardu panjang tersebut terlihat kota Kulon Progo,waduk Sermo,Gunung Merapi,bahkan pantai selatan. Namun sekarang gardu panjang tersebut seperti terbengkalai. Anak tangga untuk naik ke gardu panjang tersebut sudah ada yang amblas sehingga harus berhati-hati saat menaiki anak tangga tersebut. Sedangkan atap-atap dari gazebo yang tersedia sudah sangat rusak serta banyak coretan-coretan disekitarnya. Fasilitas lainnya seperti WC dan mushola kecilpun kurang terawat sehingga terkesan kotor dan usang. Kondisi di dalam goa tersebut juga cukup memprihatinkan. Contohnya saja pegangan anak tangga tersebut sudah dalam kondisi berkarat,jalan yang berlumpur sehingga sangat licin untuk dilalui,serta jumlah penerangan di dalamnya sangat terbatas.
Sekarang ini wisatawan masih didominasi oleh wisatawan lokal terutama anak-anak muda. Jumlah wisatawan yang datang ke Goa Seplawan juga semakin berkurang. Mungkin karena kurangnya perhatian dari pemerintah setempat sehingga fasilitas-fasilitas yang ada dirasa kurang nyaman bagi wisatawan. Padahal tempat wisata tersebut sangat indah dan asri.
Dalam perjalanan menuju Goa Seplawan juga terdapat patung buah durian dan buah manggis yang merupakan simbol daerah tersebut sebagai penghasil dari buah durian dan manggis tersebut. Jadi,ketika musim durian dan manggis disitulah tempat untuk bisa mendapatkan buah durian dan manggis dalam jumlah banyak dan murah.
Wisata Goa Seplawan berpotensi sebagai tempat wisata yang memberikan dampak positif bagi masyarakatnya,namun harus didampingi dengan pemeliharaan dan perhatian pemerintahnya. Dampak positif bagi masyarakatnya antara lain sebagai sektor pembangunan untuk mensejahterahkan masyarakat,menambah peluang kesempatan kerja,memperluas pergaulan dengan wisatawan-wisatawan,serta lingkungan yang bersih karena setiap tempat wisata harus senantiasa bersih agar para wisatawan merasa nyaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H