Mohon tunggu...
Tanty Fabiola
Tanty Fabiola Mohon Tunggu... Guru - Kepala Sekolah TK 123 Kids Blora

Sebuah kehormatan untuk menjadi berguna bagi bangsa dan negara ini. sebuah kesempatan untuk bisa berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membuat Kesepakatan Kelas di TK 123 Kids

6 Februari 2024   12:00 Diperbarui: 6 Februari 2024   12:04 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aksi Nyata Kurikulum Merdeka ini merupakan tugas saya di Platform Merdeka Mengajar yang saya laksanakan di TK 123 Kids Blora. Dalam Kurikulum Merdeka, pendidik diberikan kebebasan untuk merancang pembelajaran maupun lingkungan belajar yang sesuai dengan realitas lokal.

Salah satu bentuk penerapan Kurikulum Merdeka untuk anak usia dini di TK 123 Kids adalah dengan membuat kesepakatan kelas. Dalam hal ini, guru bertindak sebagai fasilitator yang mengakomodasi ide dan gagasan anak. Guru mendorong anak untuk berani menyampaikan pendapatnya, berpikir kritis dan memecahkan masalahnya sendiri.

Kesepakatan ini dikerjakan guru di awal tahun ajaran. Permasalahan yang diangkat guru adalah cara mengatur ruang kelas. Anak dilibatkan secara aktif untuk mengatur ruang kelasnya sendiri sesuai dengan keinginan dan berdasar dari hasil diskusi yang dilakukan di kelas. Guru memandu jalannya diskusi dan memberikan arahan kepada anak-anak selama kegiatan diskusi berlangsung. Guru juga memantik anak-anak dengan pertanyaan yang membangun cara berpikir anak.

Pada kegiatan ini, guru mengajak anak untuk mengatur ruang kelas agar lebih teratur. Guru mengajak anak untuk menentukan tempat menaruh botol minum, tempat makan siang, dan tray untuk kegiatannya sepanjang hari. Anak-anak mengajukan pendapatnya mengenai tempat yang akan dipakai untuk menaruh barang mereka sendiri. Guru memberikan masukan berupa, apakah tempat itu mudah dijangkau, apakah tempat itu tidak mengganggu kegiatan kelas, apakah tempat itu cukup aman untuk menaruh barang tersebut, dan sebagainya.

Anak diajak memberikan ide yang penuh dengan pertimbangan. 

Anak mencurahkan ide dan pendapatnya (Dok. pribadi)
Anak mencurahkan ide dan pendapatnya (Dok. pribadi)

Ada anak yang menginginkan menaruh barang itu pada meja dekat pintu. Guru menanyakan bagaimana pendapat anak yang lain. Ada yang memberikan pendapatnya bahwa ide itu bagus. Tapi ada juga yang memberikan pendapatnya dengan menaruh di tempat lain. Guru memberikan tanggapan berupa pertanyaan yang memantik proses berpikir anak. "Menurut kalian, apa yang akan terjadi jika kita sedang mengambil alat makan dan tiba-tiba ada yang membuka pintu?" Anak mulai terpantik cara berpikir kritisnya. Dan memberikan ide-ide terbaik versi anak-anak.

Ada yang memberikan ide untuk menaruh botol dan tempat makan di pojok kelas. Guru memberikan umpan balik positif berupa pujian atas keberaniannya mengungkapkan ide. Dan melanjutkan dengan pertanyaan, "Bagaimana menurut pendapat teman-teman lain?" 

Proses berdiskusi berlangsung sangat menyenangkan dan membuahkan hasil keputusan bersama untuk memilih tempat terbaik untuk menaruh botol, alat makan dan nampan anak.

Anak menempelkan tulisan di tempat yang mereka sepakati (Dok. pribadi)
Anak menempelkan tulisan di tempat yang mereka sepakati (Dok. pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun