Mohon tunggu...
Tantrini Andang
Tantrini Andang Mohon Tunggu... Penulis - penulis cerpen dan buku fiksi

menulis itu melepaskan hal-hal yang biasa menjadi luar biasa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jalan Pulang

7 Januari 2025   19:25 Diperbarui: 7 Januari 2025   19:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku mengulaskan bedak tipis ke wajahku sambil mendengarkan Rocky menjelaskan  perjalanan yang akan kulewati. Robot humanoid seri terbaru itu menekan  tombol di lengannya yang menampilkan layar besar  di dinding kamarku. Tampaklah peta perjalanan menuju rumah keluarga Mariokendar.

"Lokasi ini cukup jauh. Kau butuh  6 jam 48 menit 19 detik dengan mobil antikmu itu. Kusarankan gunakan Carembo, mobil terbangmu, agar perjalananmu menjadi  2 jam 39 menit 54 detik," jelasnya.

Dua puluh tahun lalu, keluarga Mariokendar menghabisi keluargaku. Mereka menjadikanku yatim piatu di usia enam tahun. Johan Risang menemukanku meringkuk gemetaran di antara jasad ayah, ibu, dan kakakku usai pembantaian. Lelaki itu lalu membawaku ke kediamannya, merawatku sebagai anaknya sendiri hingga kini. Rocky adalah hadiah ulang tahunku yang ke-19 darinya.

Johan Risang memperkerjakan beberapa pembunuh bayaran yang disewakannya pada orang-orang untuk kepentingan tertentu dengan bayaran mahal. Aku sudah terbiasa dengan bisnis kotor ayah angkatku ini. Boleh dikatakan kami hidup dari membunuh. 

Beberapa waktu  lalu, seorang klien Johan Risang berniat menyewa salah satu anak buah ayah angkatku itu  untuk menghabisi keluarga Mariokendar karena persaingan bisnis. Aku yang tanpa sengaja mendengar percakapan mereka langsung menyediakan diri untuk melaksanakan tugas ini. Alangkah menyenangkan bisa membantai keluarga Mariokendar. Dendam yang kusimpan pada mereka sudah saatnya kuledakkan. Awalnya Johan Risang menolak keinginanku. Namun setelah aku mengancam akan pergi dari rumah, ayah angkatku itu  pun mengabulkan keinginanku.

            "Aku akan menggunakan Silia. Aku ingin menikmati perjalanan ini," kataku pada Rocky. Aku lebih suka mengendarai mobil antik keluaran tahun 2075 yang kunamai Silia itu. Mobil darat itu sudah jarang digunakan orang karena kecepatannya yang kalah jauh dengan Carembo, mobil terbang keluaran terbaru. Namun di tahun 2092 ini, arus lalu lintas darat tak seramai lalu lintas udara yang dipenuhi mobil terbang. Aku  lebih suka melakukan perjalanan darat meskipun waktu tempuhnya lebih lama.

            "Terserah kau. Aku sudah memberikan gambaran." Rocky memencet tombol off di lengannya. Layar hologram di dinding pun lenyap.

            Satu jam kemudian aku telah siap berangkat. Sebuah arloji canggih yang melingkar di pergelangan tanganku  akan mengeksekusi keluarga Mariokendar dengan cepat tanpa bekas.

Silia melaju setelah kutekan tombol koordinat tujuan pada panel GPS yang ada di bagian depan. Pada layar mungilnya tampak angka waktu perjalanan. Persis seperti yang dikatakan Rocky, 6 jam 48 menit 19 detik.

Saat melewati jalanan yang diapit dua perbukitan,  tiba-tiba Silia membelok ke sebuah arah yang salah. Kutekan tombol rerouting untuk mengembalikannya ke arah yang benar. Namun Silia tetap melaju, melewati persawahan dan pepohonan yang tak kukenal.

"Hai Silia, kenapa kamu ini?' Aku mulai cemas. Silia tidak merespon. Aku mengecek tombol deteksi kondisi jalan di layar monitor, tapi tak kulihat sesuatu yang janggal hingga Silia benar-benar berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun