Mohon tunggu...
Tantrina Dwi Aprianita
Tantrina Dwi Aprianita Mohon Tunggu... -

manusia pembaca ...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saya Suka Bulan Purnama

22 Maret 2011   09:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:33 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

tulisan ini gw buat bedua temen gw, liwat msg thread FB. Ceritanya terinspirasi kumcernya Djenar 1p14l itu,hihihi...bikinnya gw 1kalimat, trus die lanjutin. begitu seterusnya,jadi harap maklum klo satu kalimat dengan lainnya ga nyambung.hihihi

Saya suka bulan purnama. Hangatnya bulan purnama selalu mengingatkanku pada dirinya. Saat pertama kali ia genggam tanganku, di angkot hijau itu. Tapi malam ini bukan malam bulan purnama. Ini malam yang lebih indah dari terangnya rembulan, karena kami bercumbu. Mesra sekali.

Aku selalu suka bau tanah sehabis hujan. Segar. Sendu. Seperti sosoknya yang tegar namun menyimpan pilu. setelah malam bulan purnama dan bau tanah sehabis hujan ini, aku beranikan diri untuk bertanya sesuatu kepada dirinya. Di mana kamu sembunyikan hatiku yang kau curi?

Ah. kamu hanya diam, membatu. Lalu matamu berbinar, bibirmu tersenyum. Semakin berdebar aku menantimu bicara. "Kulebur hatimu dalam jiwaku," jawabmu lembut. Hatiku hangat. "Kita memang tak padu, tapi kita satu," aku membalas. Siang itu angin berdesir kencang, aku ingin berdua denganmu hingga petang. Jangan takut pada angin! Nikmati saja keindahannya. Begitu selalu kau bilang. Aku tak tahu mengapa kamu menyukai angin. Karena mencintai itu seperti angin, Sayang. Tak perlu banyak kata. Hanya dengan sepoi, kau pun tahu angin berada di dekatmu. Tapi aku tahu kamu tidak seperti angin."Hahaha, oh ya? Berarti aku angin wannabe ya...?" kau tertawa renyah. Tawa itu, bibirmu, lidahmu, gigimu. Ah, semuanya menakjubkan.

Mungkin karena kamu angin wannabe itulah, kadang kamu berhari-hari tanpa kabar. Seneng banget sih membuat aku selalu mencarimu. Cinta selalu penuh kejutan, begitu bunyi smsmu tiba-tiba, setelah kamu menghilang beberapa saat. Hmmm, aku balasnya apa ya? Jangan! Jangan kau balas. Cintaku tak perlu balasan. Tapi cinta perlu makan kan, hehe. Ayo kutraktir kamu, kutunggu di warung bakwan malang seperti biasa.

Siang itu aku makan bersamamu. Kita ngobrol tentang peristiwa sehari-hari, tertawa, terpingkal sesekali. Lalu tiba-tiba kamu bicara tentang dia yang kamu mimpikan. Aku tak suka mendengarnya. Kamu terdiam. Kamu merasa bersalah. Kau tahu, saat berdua tapi perasaanmu sedang bertiga, itu membuatku gundah. Bertiga itu ganjil, sedang cinta itu genap. Lagi-lagi kamu terdiam, tersudut. "Kamu itu rumit," katamu suatu kali. Aku tertawa, karena wajahmu bnar-benar terlihat bingung saat mengatakannya. Maaf karena membuatmu bingung, kataku dalam hati, tak pernah terucap. Cinta yang kuat tak pernah membuat dua manusia yang terikat, terlalu lama terpisah sekat. Itulah kau dan aku. Kadangkala berseberangan, tapi tak berkepanjangan.

Kamu tahu tidak mengapa aku jatuh cinta kepadamu? "Katakan padaku, Sayang," tanyamu sambil membelai rambutku. Karena kamu tidak pernah berusaha membuatku jatuh cinta padamu. Kamu nyaris apa adanya, tak berlebihan. Aku merasa pas denganmu. Ibarat panci ketemu tutup, hehe. Ibarat tabung gas dengan regulatornya, yang kadang suka meledak, seperti cintamu yang meledak-ledak. "Hahaha...," tawamu berdera, "waduh, aku bikin kamu luka bakar, dong." Bukankah cinta itu sejatinya memang membakar, Sayangku? Lalu kau meraih jemariku, selembut angin, dan menyalakan api di dadaku.

Mari kita bicara tentang kehidupan. Bukankah dari tadi kita sudah membicarakannya? Ulangi lagi. Aku suka bicara denganmu.Aku suka menatap wajahmu ketika kamu bicara. "Kau slalu membuatku mrasa diinginkan, tapi kamu masih saja ragu mengatakan cinta.

"klau aku tak cinta, aku tak akn ada di sini" jawabmu. Aku tersipu, memerah karena kata-katamu, berkaca-kaca karena merasakan ketulusanmu. Hari sudah malam, Sayang, mari kita pulang. Kau mengantarku pulang sampai rmh, sampai brtemu org tuaku. Tak ad lelaki yg prnh spt itu sblmnya. Hanya kamu. kamu terkadang pencemburu. Sangat pencemburu. aku pernah tanyakan mengapa. Kau jawab,krn takut kehilangan. Cinta itu berbanding lurus dgn rasa takut, katamu padaku. Krn ada takut, rindu utk brtemu menyergap brkali-kali. aku takut kalau kamu tidak takut lagi...tidak takut kehilanganku. Aku tdk tahu apkh rs takut itu baik atau buruk.. Hmmm, sudahlah, kita nikmati saja cinta kita.

Klo sdg brdua bgni, aku plg suka memotretmu yg tak sadar kmera. ah, kamu memang menarik, saying. langit sudah amat gelap, sebentar lagi hujan. aku jadi ingat kenangan hujan bersamamu. Saat hujan rintik, kau lepas jaketmu dan kau pasang di bahuku. Lalu kmu bilang, "aku senang bau tanah sehabis hujan". Katamu,kau suka sekali hujan,kau menunggu hujan hanya utk menghirup bau tanah sehabis hujan. Kita lalu berfoto pake kamera hp. Klik. Di situ trlihat kau & aku di tngah hujan, di bwh payung hijau. Maafkan aku karena kamu kehujanan, bisikmu. Aku balas dgn senyum, tak apa sayang. Kmdian qt makan sate kambing di sebelah swalayan. Aku ingat kamu pernah berkata kamu menyukai perempuan yg selalu menghabiskan makannya. Krn klo jd istri, perempuan spt itu tdk akan mubazir membuang2 makanan. Aku memang suka makan, tapi tak suka masak, balasku. "hahaha.. kmu takut aku suruh masak ya klo jd istri?" Hahaha, ak memang nggak bs masak, memangny knp? Kataku. "ya gpp,tp masak air bs kan?" kau tanya smbil trtawa. Ah, kamu yg selalu suka wanita feminin malah jatuh cinta padaku. Betapa lucunya taktdir kita. Ternyata memang banyak orang yang seperti itu. Mendapat pasangan dengan karakter yang berbeda dari yang semula diinginkan. Yah, kamu benar juga, katamu sambil tersenyum lebar. aku menaruh kepala di bahumu. bahumu membuatku nyaman. Kau belai rambutku, kurengkuh pinggangmu. Kukecup keningmu, lalu bibirmu.

Trdngar alunan lagu SKJ - ST12, aku ikt brsenandung. Kamu suka sekali lagu itu. Qt brdua menyanyi smbil tertawa, pas bagian "se..se..se.." aku jadi ingat lagu kenangan kita berdua. "...'cause we are born innocent ... believe me Adia, we are still innocent..." Kamu sering menyanyikannya ataupun sekadar mengutip kata2nya. Dulu kita pernah karaoke lagu Adia, sampai diulang dua kali. katamu, kamu suka sekali aku menyanyi lagu itu. fals tapi penuh penghayatan. Kau berujar, "aku jd mengenal sisi lainmu, hehe". kamu memang selalu bisa mengambil hatiku. Aku tak kberatn kau mencuri hatiku selamanya, asal jangan kau campakkan. Aku tak mau hatiku memar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun