"Mas Jundi bikin beleson tapi sengaja tidak dihidupkan bu, teman temannya sebenernya penasaran" jelas teh Ayu
"Kenapa tidak dihidupkan teh?" bunda makin penasaran.
 "Ayupun nggak kepikiran bu, ternyata mas Jundi bilang kalau di Ilalang ada yg takut dengan suara ledakan. Ayu penasaran dan tanya ke mas Jundi, sambil bisik bisik mas Jundi bilang kalau yang takut adalah Akbar"
 "Masyaallah" bunda masih berusaha mencerna ucapan teh Ayu
Diseberang ada teh Vidi yang juga cerita hal yang sama dengan wajah terlihat salut. "Mas Jundi masyallah lho, bikin belesonnya sampai nggk diledakin karena ada yang takut suara ledakan"
Mendengar semua itu, dalam hati bunda bersyukur tapi juga sekaligus  instrospeksi dan makin penasaran. Bersyukur pada Allah, mas Jundi Allah berikan rasa empati yang dalam pada sesama teman. Instropeksi, karena selama ini bunda seakan menutup mata atas kebaikan hati mas Jundi sehingga bunda tidak melihat potensi ini. Penasaran, benarkah demikian karena yang bunda lihat saat di rumah anaknya tidak demikian, cenderung keras pendirian dan dominan.
Saat perjalanan pulang bunda mencoba konfirmasi langsung pada mas Jundi.
 "Mas Jundi  tadi sukses buat belesonnya?"
 "Iyalah, tapi nggk dihidupin, terus sekarang bagian korek gasnya malah rusak, pada dimainin"
 "Kenapa tadi nggk dihidupin?"
"Akbar takut suara ledakan bund"