Seorang perempuan bernama Rohmatantri Adi Hawa lahir pada tanggal 03 Dsember 2003 bertempat di Kedungjajang. Kerap kali di panggil Tantri. Ia  mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Gladis Afdhila Syahru Ramadanti yang saat ini sedang mengemban pendidikan di Pondok Pesantren Al-Maliki Sukodono Lumajang. Saat ini ia sudah menginjak kelas 9 SMP dalam artian tahun ketiga Sekolah Menengah Pertama.
Riwayat pendidikan Tantri sendiri yakni yang pertama masuk kedalam Pendidikan Anak Usia Dini atau bisa disingkat dengan PAUD. Ia disini diajar oleh ibunya sendiri, ya benar, ibunya adalah seorang guru PAUD, dan Tantri dan yang lain ini adalah murid pertama beliau. sampai saat ini pun beliau masih menyandang status sebagai guru PAUD. yang kedua Tantri melanjutkan pendidikannya di TK Dewantara yang terletak tidak jauh dari rumahnya, bisa ditempuh dengan sepeda motor. Setelah itu lanjut ke jenjang SDN Kedungjajang 01, sekolah ini juga tidak terlalu jauh dari rumahnya, hanya ditempuh dengan sepeda motor juga
Saat masih SD ini ia sangat terarik dengan hal-hal yang berbau tari, dengan mempunyai hobi menari lalu didukung dengan bakat  menari yang ia punya, mulai saat itu ia sangat suka dengan menari. Dan bakatnya ini memang diketahui oleh pihak guru di sana jadi ia sering diikutkan lomba tari atau event event untuk menari seperti pentas seni untuk perpisahan kelas 6. Ia juga mengikuti ekstrakurikuler Drumb Band sedari kelas 2 SD. Dari sini ia banyak mempunya pengalaman-pengalaman yang menyenangkan.
Usia 12 thn mungkin masih sangat belia tetapi diumur ini semua anak pasti mempunyai pikiran untuk melanjutkan jenjang selannjutnya sekolah impian mereka. Begitupun dengan Tantri, ia ingin melanjutkan di SMP Kedungjajang 01 yang memang bisa ditempuh dengan jalan kaki dari rumahnya. Yang membuat ia tertarik untuk bersekolah di situ dikarenakan dikenal dengan Drumb Bandnya yang selalu juara 1 setiap ada perlombaan di kabupaten. Namun semua itu tidak tercapai, karena ia harus menuruti perintah dari kedua oranng tua untuk melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Al-Maliki. Ia sempat menolak untuk masuk ke pesantren namun setelah dinasehati dan juga untuk masa depan yang tertata ia pun setuju untuk melanjutkan di Pondok Pesantren Al-Maliki Sukodono.
Tantri mengemban pendidikan di dalam sini selama kurang lebih 6 tahun lamanya. Tak mudah baginya pisah dari orang tua namun ini juga demi masa depan yang bagus. Pondok Pesantren Al-maliki sendiri masih satu keluarga dengan keluarga besar Pondok Pesantren Kyai Syarifuddin. Masa-masa SMPnya ini ia habiskan dengan mengikuti organisasi sekolah seperti OSIS dan Pramuka. Dan juga bergabung dengan grub Al-Banjari Pondok Pesantren Al-Maliki.
Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di MA Al-Maliki Biting Kutorenon. Gedung MA yang baru ini memang terletak di Desa Biting, memiliki lapangan yang luas dengan dikelilingi pohon-pohon dan kebun warga sehingga gedung ini terlihat sangat sejuk dan rindang. MA Al-Maliki kerap disingkat dengan sebutan MAIPA dengan kepanjangan Madrasah Aliyah Intregasi Pesantren Al-Maliki. Di sini Tantri juga mengikuti ekstrakurikulier OSIM. Tidak hanya itu, pada tahun kedua ata pada kelas 11 MA ia juga dipercaya untuk menjadi pengurus Pondok Pesantren Al-Maliki. Saat memasuki kelas 12 pun ia masih menjadi pengurus pondok.
Dari sini ia sudah mulai berpikir untuk melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi atau tidak, melihat masih ada adik perempuan yang harus dibiayai sekolahnya dan masih panjang perjalanannya. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, memilih untuk membantu keluarga dari segi finansial. Namun pikiran seperti itu tidaklah lama, setelah melihat beberapa temannya yang sangat antusias untuk mengikuti tes masuk Universitas impian mereka, ia seperti berubah pikiran dan sedikit mempunyai harapan untuk masuk perguruan tinggi.
Dan pada akhirnya setelah sedikit berbincang-bincang dengan kedua orang tua ia memutuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan syarat tidak boleh keluar dari kota Lumajang. kemudian pilihannya jatuh kepada Intitut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, kampus Islam terbesar di kota Lumajang. Di IAIS ia memilih untuk masuk pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), saat ini ia sudah menginjak semester III.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H