Mohon tunggu...
Tantri Siswining
Tantri Siswining Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Malang, Anggota Muda di Suistainable Development Goals UMM, Sekretaris Umum di Suistainable Development Goals UMM (SDGs Center UMM).

Menekuni seni menggambar, menyukai menulis, sering menghabiskan waktu membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Profesi Bidang IT dan Sertifikasi Profesi: Kesadaran Bagi Negara, Fondasi Penting untuk Menghadapi Tantangan Industri Digital di Era Modern

17 Oktober 2024   07:17 Diperbarui: 17 Oktober 2024   07:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital saat ini, profesi di bidang Teknologi Informasi (IT) semakin berkembang pesat, dunia semakin tergantung pada teknologi digital yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Sebagai hasil dari perkembangan ini, profesi di bidang IT mengalami peningkatan permintaan yang sangat signifikan, namun seiring dengan pertumbuhan industri ini muncul pertanyaan mengenai bagaimana seseorang dapat memenuhi syarat untuk memasuki dunia kerja IT yang dinamis dan kompetitif kemungkinan salah satu jawaban untuk pertanyaan ini adalah sertifikasi profesi, dimana dalam pertumbuhan profesi di bidang IT yang mencakup berbagai peran mulai dari pengembang perangkat lunak, administrator jaringan, analis keamanan siber, hingga ilmuwan data. 

Semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya teknologi dalam menjalankan operasional sehari-hari mulai dari bisnis kecil hingga perusahaan multinasional. Menurut laporan dari World Economic Forum, transformasi digital telah mempercepat penciptaan lapangan kerja baru di sektor teknologi. Diperkirakan bahwa pada tahun 2025, sekitar 97 juta pekerjaan baru akan tercipta di bidang teknologi, sementara beberapa pekerjaan lain akan tergantikan oleh otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI).

Fenomena ini mengubah pandangan tradisional tentang dunia kerja. Dulu, gelar akademis sering dianggap sebagai jalur utama untuk mendapatkan pekerjaan, namun kini semakin banyak perusahaan yang memandang keterampilan praktis sebagai faktor yang lebih penting. Dalam beberapa kasus keterampilan tersebut bisa lebih relevan daripada ijazah universitas. Hal ini memberikan peluang bagi individu yang mungkin tidak memiliki latar belakang akademis formal di bidang IT, namun telah mengembangkan keterampilan yang diperlukan melalui jalur lain seperti pembelajaran mandiri atau kursus online.

Selain itu dalam dunia kerja IT pengakuan atas kemampuan seseorang sering kali lebih penting daripada sekadar latar belakang pendidikan. Oleh karena itu sertifikasi profesi menjadi solusi yang semakin populer bagi individu yang ingin menunjukkan keahlian mereka. Sertifikasi menawarkan pengakuan resmi bahwa seseorang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tertentu di bidang IT. Sertifikasi profesi merupakan bukti kompetensi yang diberikan oleh lembaga resmi atau asosiasi industri sertifikasi ini dapat mencakup berbagai bidang IT, seperti manajemen proyek, jaringan komputer, pengembangan perangkat lunak, dan keamanan siber. Beberapa sertifikasi IT yang terkenal meliputi Cisco Certified Network Associate (CCNA), Certified Information Systems Security Professional (CISSP), dan Amazon Web Services Certified Solutions Architect. Dimana sertifikasi ini memberikan banyak manfaat baik bagi individu maupun perusahaan. Bagi individu sertifikasi menawarkan keuntungan kompetitif di pasar kerja Dalam banyak kasus, memiliki sertifikasi dapat membantu seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik atau meningkatkan gaji mereka. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Global Knowledge pada tahun 2023, profesional IT yang memiliki sertifikasi cenderung mendapatkan gaji yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki sertifikasi.

Sebagian besar perusahaan menilai bahwa, sertifikasi memberikan jaminan bahwa karyawan memiliki keterampilan yang sesuai dengan standar industri. Hal ini membantu perusahaan untuk memastikan bahwa tim mereka siap menghadapi tantangan teknologi yang ada, serta meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi risiko kesalahan. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua sertifikasi memiliki bobot yang sama. Sertifikasi yang diakui secara global, seperti sertifikasi yang diberikan oleh Cisco, Microsoft, atau Amazon, cenderung memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan sertifikasi dari lembaga yang kurang dikenal. Oleh karena itu, calon profesional IT harus selektif dalam memilih program sertifikasi yang diikuti memastikan bahwa program tersebut diakui oleh industri dan relevan dengan bidang yang mereka geluti.

Terdapat hal penting yang melatar belakangi suatu sertifikasi, meskipun sertifikasi menawarkan banyak manfaat, ada perdebatan tentang apakah sertifikasi dapat menggantikan pendidikan formal. Pendidikan tinggi seperti program sarjana di bidang informatika atau teknik komputer tetap memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman mendalam tentang teori dan prinsip dasar di bidang IT. Pendidikan formal memberikan fondasi yang kuat bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kritis, analitis, dan konseptual yang sering kali sulit diperoleh melalui program sertifikasi yang lebih berfokus pada aplikasi praktis. Namun, di tengah kemajuan teknologi yang cepat, sertifikasi bisa menjadi pelengkap yang efektif untuk pendidikan formal. Lulusan perguruan tinggi sering kali membutuhkan sertifikasi tambahan untuk membuktikan keahlian mereka di bidang tertentu, sertifikasi juga menjadi cara yang baik untuk memperbarui keterampilan dan tetap relevan di industri yang terus berubah. Dalam banyak kasus, perusahaan mencari kombinasi dari keduanya: latar belakang pendidikan yang kuat ditambah dengan sertifikasi yang relevan.

Perspektif Global dan Nasional. Di tingkat global, banyak negara yang mulai mengakui pentingnya sertifikasi profesi untuk mengatasi kesenjangan keterampilan dalam industri teknologi. Di Amerika Serikat misalnya, sertifikasi IT telah lama menjadi standar industri, dengan banyak perusahaan yang mensyaratkan sertifikasi untuk posisi tertentu. Di Eropa standar European e-Competence Framework (e-CF) telah dikembangkan untuk memastikan konsistensi dan pengakuan keterampilan IT di seluruh negara-negara Uni Eropa.

Di Indonesia, fenomena sertifikasi profesi di bidang IT juga semakin mendapat perhatian. Pemerintah Indonesia melalui Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) telah mendorong pengembangan sertifikasi profesi di berbagai bidang, termasuk IT. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di kancah internasional, serta memastikan bahwa para profesional IT memiliki standar keterampilan yang diakui secara nasional maupun internasional. Namun, ada beberapa tantangan dalam implementasi sertifikasi di Indonesia, seperti kurangnya kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya sertifikasi dan biaya yang terkait dengan proses sertifikasi. Oleh karena itu perlu ada upaya lebih lanjut dari pemerintah, institusi pendidikan, dan perusahaan untuk mendukung program sertifikasi dan memfasilitasi akses yang lebih luas bagi calon profesional IT.

Mahasiswa Prodi Informatika UMM

Tantri Romadhoni Siswining ndaru - 202210370311240

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun