Media sosial telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat sebagai sarana komunikasi, baik searah maupun dua arah. Masyarakat luas memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyemai gagasan, informasi dan sosialisasi. Informasi perlahan berkembang menjadi opini, alat selfi, ekspresi dan ladang bisnis bari para penggunanya. Media sosial berkembang menjadi media strategis, efektif, dan bahkan sulit terkontrol di tengah masyarakat luas.
McLuhan menegaskan bahwa manusia melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Proses adaptasi tersebut dipengaruhi oleh media. Adapun pengaruh media dapat dibagi sesuai dengan perkembangan media itu sendiri.Â
Perkembangan media dapat dibagi menjadi dua era, pertama, era sentralisasi produksi, komunikasi satu arah, pengendalian sebagian besar situasi, reproduksi stratifikasi sosial, terpecahnya segmen media, dan pembentukan kesadaran sosial. Era kedua ditandai dengan desentralisasi, komunikasi dua arah, situasi sosial di luar kendali, demokratisasi, menekankan kesadaran individu, dan orientasi media pada individu.
Secara sederhana kedua era tersebut memiliki ciri-ciri yaitu: era pertama menekankan penyiaran, yaitu penyebaran informasi dan kurang memberi ruang terjadinya interaksi.Â
Era ini lebih menekankan pada aspek interaktif dalam kerangka menciptakan pemahaman individu yang terlibat komunikasi. Dengan demikian, era kedua lebih terbuka, fleksibel, dan dinamis. Littlejohn dan Foss (2009; 412-413).
Kebutuhan mendasar manusia menurut Abraham Maslow (dikutip dari Miller, 2003: ) dibagi ke dalam 5 kategori yaitu (1) Fisiologis, atau kebutuhan hidup manusia, seperti makanan dan air; (2) Keamanan; (3) Afiliasi, atau kebutuhan akan kasih sayang; (4) Harga diri; (5) Aktualisasi diri. Teori tersebut masuk akal bila dikaitkan dengan konsumtifnya masyarakat dikarenakan konten-konten di media sosial.Â
Konsumtifnya masyarakat tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yaitu harga diri. Mereka rela membeli barang barang mahal yang beredar di media sosial hanya untuk menaikkan harga diri.
Menjamurnya konten yang menampakkan kemewahan yang ada di media sosial, serta mudahnya mengakses hal tersebut menjadi pendorong masyarakat di Belitung menajdi lebih konsumtif.Â
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari dampak tayangan media sosial adalah: Pertama, media sosial akan memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak bagi seorang manusia. Kedua, penawaranpenawaran yang dilakukan oleh media massa bisa jadi mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan.Â
Ketiga, media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat. Keempat, bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai penonton atau pendengar, mereka juga menjadi "penentu", dimana mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan mengemukakan pendapatnya.
Perlahan budaya hidup hedonis dan konsumtif mulai masuk di Belitung. Terlihat dari masyarakat yang lebih memilih membeli berbagai macam barang karena kemewahannya bukan dari kegunaan ataupun kebutuhan akan barang tersebut.Â