Mohon tunggu...
Tantowi Yahya
Tantowi Yahya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Identitas Indonesia dalam Kuliner dan Hasil Bumi

19 Juni 2015   15:07 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:39 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber foto : http://kokjoon.com/images/product/Amra%20(kedondong)%20hijau.JPG

 

Sejak diumumkan oleh CNN pada 2011 sebagai peringkat satu World’s 50 most delicious foods dari pilihan 8.000 pembaca, Rendang—kuliner asal Sumatera Barat—menjadi kebanggaan nasional. Penggemarnya meluas bukan hanya di kawasan Sumatera namun sudah mendunia. Makanan yang nikmat ini terbukti memikat selera berbagai bangsa di seantero dunia.

Namun pengakuan ini tidak lantas menjadikan Rendang sebagai the national dish of Indonesia. Rendang baru bisa dinikmati di restoran Padang / Minang, namun belum masuk menjadi menu wajib di hotel-hotel internasional. Para pebisnis dunia mungkin tidak akan sempat menyicipi rendang di restoran Padang karena jadwal yang padat sehingga mereka akan melewatkan nikmatnya kuliner tersebut.

Tak hanya Rendang, buah-buahan lokal juga belum disajikan di hotel-hotel bintang lima. Salak, jambu air, jambu merah, markisa dan banyak buah nasional tidak ditawarkan kepada tamu hotel sebagai pilihan. Saat kita datang di restoran mewah atau hotel berbintang lima dan menanyakan minuman jus (juice), maka yang biasanya tersedia tak jauh dari jus orange, semangka, papaya, papaya dan melon. Padahal banyak kekayaan buah lokal yang unik dan bisa dijus seperti nangka, sirsak, sawo, jambu, belimbing, sawo dan masih banyak lagi.

Sekali lagi, kenapa yang ditawarkan bukan jus belimbing yang sehat, jus kedondong yang segar, atau jus jambu merah yang berkhasiat? Kalau memang buah-buahan itu bersifat musiman maka bisa disajikan secara bergiliran sesuai musimnya. Poinnya, identitas nasional yang tersimbolisasi dalam buah bisa diwujudkan dalam berbagai cara. Banyak negara terlah berhasil memperkenalkan negaranya melalui kuliner dan hasil buminya. Pizza dari Italia, Kimchi dari Korea, dan Kebab dari Timur Tengah. Juga ada buah Kiwi dari New Zealand, Apel dari Amerika, Pisang dari Brazil.

Itulah cara berbagai negara menghadirkan identitasnya di kehidupan sehari-hari masyarakat di negara lain. Setidaknya kita bisa memulai hal ini dari penyajian kuliner dan buah-buahan nasional di hotel-hotel internasional yang dikunjungi oleh tamu dari berbagai belahan dunia. Tentu akan sangat membanggakan bila saat tamu membuka buku menu yang cantik itu tertera sebagai berikut: Appetizzer, the choice of Kerak Telor (scrambled egg with gelatin rice and fried coconut sprinkle), Asinan (mixed fresh vegetables with sweet sour sauce), or Lumpia (young bamboo with steamed vegetables in crisp rolls).

Main Course, the choice of Rendang (world’s most delicious food-beef shank in rich and spicy herb sauce), Soto Betawi (mutton or beef in coconut milk soup), Sate Ayam (grilled chicken dipped in tasty peanut sauce). Desserts, the choice of Es Selendang Mayang (rice cake in sweet coconut milk), Es Kacang Merah (red bean with grated ice), Bika Ambon (sweet and yellow brownies). Tentu jika menu itu ada di restoran mewah dan hotel bintang lima akan membuat Indonesia makin dikenang oleh penikmatnya. Bagaimana menurut Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun