Entah karena (sok) sibuk atau karena kurang mampu mengatur waktu, sekarang rasanya kesempatan untuk bisa menuangkan fikiran dan rasa dalam tulisan terasa teramat mahal. Dulu, dalam sehari bisa sampai dua atau tiga ide tergoresakan dalam rangkaian kata. Setidaknya satu tulisan lengkap, atau lebih sedikitnya lagi sekedar satu paragraf. Rindu rasanya bercengkrama lagi dengan layar komputer. Memandangi luapan huruf yang menari menjadi kata. Langkah meningkahinya hingga terangkai ikatan-ikatan kalimat. Di akhir, mencoba membaca ulang sebuah tulisan yang telah menjelma ada, walau belum sempurna.
Inilah paparan ide. Tak sekedar bisa Saya rasakan dalam denyut otak dan pemikirannya. Tapi sudah terpampang dalam sebuah barisan kata dan kalimat. Yang kini, Saya bisa membacanya ulang. Mengoreksinya untuk kemudian berkutat menyempurnakannya. Tak hanya Saya, orang lain pun bisa menyimaknya. Mengangguk sepakat, atau menggeleng menafikkan. Untuk kemudian menjadi bahan diskusi yang renyah di sore menjelang petang.
Inilah luapan rasa. Harapan, cita-cita, optimisme, cinta, kecewa dan entah apa yang ada. Tak hanya tertanggung di kedalaman rasa, tapi ingin Saya titipkan dalam untaian kata. Bukan untuk ditinggalkan, sekedar mendefinisikan, untuk kemudian di hari yang lebih berdaya, bisa mencari dan mengartikan makna yang ada.
Menulis. Sebuah barang yang teramat langka sekarang ini. Padahal ia tak hanya (salah satu) obat bagi hati yang gelisah dan resah. Ia pun penawar kendali bagi hati yang gembira dan jumawa. Ketika menulis, maka ketahuilah bahwa ketika sedang menulis ini, Saya sedang memperkenalkan diri pada diri sendiri. Hingga bisa me-makrifat-i pribadi untuk terus menyadari akan diri. Jadi, menulislah. Segeralah menulis. Walau sekedar satu kata. Yang semoga dengan satu kata, akan mengundang kata yang lain untuk menjadi kalimat. Begitulah para pujangga bertutur tentang dunia kata.
Jadi, kapan menulis (lagi)?
*****
Solok, di sepenggal pagi yang terdefinisi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H