kisah seorang gadis bernama Adzkiya berusia 15 tahun dengan watak yang sangat keras kepala,telaten dalam setiap melakukan sesuatu,pendiam juga kurang suka berinteraksi dengan banyak orang. dengan hobby nya yang seperti anak laki-laki sering sekali melakukan hobby nya yaitu bermain futsal ia sering sekali di jadikan captain di tim nya tersebut. ia sangat amat tomboy,tidak pernah berdandan, ia sangat menyukai minuman favoritnya yaitu ice mattcha latte.tetapi ketika bertemu dengan salah satu pria minuman favorite nya berubah menjadi susu karamel. ia juga mempunyai salah satu cita-cita yang ingin dia raih yaitu menjadi seorang abdi negara. gadis tersebut sering sekali melakukan kegiatan olahraga seperti binsik dan giat belajar dalam menggapai cita-citanya, karena menurutnya apapun yang ia usahakan harus bisa ia raih nantinya.
hingga satu ketika ada seorang laki-laki yang mendekati dirinya, lelaki tersebut merupakan teman sekelasnya di sekolah, dan ternyata laki-laki tersebut mempunyai hobby yang sama ia juga suka melakukan hobby nya futsal dan bermain sepak bola. suatu hari panggil saja laki-laki tersebut dikta mengajak  adzkiya untuk pulang bersama. perasaan tak karuan di alami oleh Adzkiya, ia sangat panik dan bingung harus menerima ajakan tersebut atau tidak. sampai akhirnya Adzkiya pun menolak ajakan tersebut karna ia sudah di jemput oleh ayahnya. singkat cerita setelah Adzkiya telah sampai di rumah ia mengecek hp nya lalu ia kebingungan karna dikta mengirim pesan kepada Adzkiya. pesan tersebut berisi tentang pertanyaan "hi adzkiya, apakah kamu sudah sampai rumah". Adzkiya pun mencoba membalas pesan singkat tersebut karna ia merasa tidak enak akan hal tadi di sekolah yang sudah menolak ajakan dikta tersebut. "sudah dikta, maaf ya aku sudah menolak ajakanmu tadi". mereka berdua pun saling mengirimkan pesan satu sama lain. keesokan harinya ketika di sekolah dikta menghampiri Adzkiya dan bertanya "kiya apakah hari ini kamu ikut latihan tidak", "iya dikta aku hari ini ada latihan futsal, memangnya kenapa" jawab adzkiya, "oh berarti hari ini kamu pulang sampe larut malam ya" tanya dikta. "ia aku sepertinya pulang hingga larut malam" jawab adzkiya. kemudian mereka berdua mengikuti pembelajaran tersebut, hingga akhirnya bel berbunyi menunjukan jam pulang sekolah telah tiba.
sepulang sekolah Adzkiya langsung menghampiri teman-teman nya untuk berkumpul di lapangan futsal sekolah. singkat cerita setelah adzkiya selesai berlatih ternyata dikta menunggu adzkiya di luar lapang. dikta bertanya dan menawarkan kembali ajakan untuk pulang bersama. akhirnya adzkiya menerima ajakan tersebut karna hari pun sudah larut malam. hari demi hari mereka semakin dekat dan sering pergi dan pulang sekolah bersama. hingga satu ketika dikta ternyata menyukai adzkiya ia menyatakan perasaannya kepada adzkiya. entah apa yang ada di fikiran seorang dikta karna telah menyukai gadis tomboy yang tidak sama seperti gadis pada umunya yang suka berdandan. adzkiya merasa kebingungan akan hal itu, karna ternyata adzkiya pun sama menyukai dikta. tetapi seorang gadis tomboy bernama adzkiya tersebut tidak bisa menerima dan memilih untuk berteman saja. adzkiya merupakan anak yang masih takut kepada kedua orangtuanya. dikta tidak bisa memaksa akan hal itu karna menurutnya ia hanya ingin menyatakan perasaannya saja agar ia merasa lega dan tidak terbebani dengan perasaannya tersebut. mereka berdua akhirnya sepakat untuk berteman saja, hanya saja pergi kesekolah akhirnya menjadi salah satu hal yang sangat mereka tunggu-tunggu, karna mereka saling menjadi penyemangat untuk giat lagi belajar dan pergi ke sekolah.
3 tahun tak terasa kebersamaan mereka di salah satu sekolah Negeri di Bandung, banyak mengabiskan kegiatan bersama berdua karna hampir setiap hari bertemu. hingga tak terasa kelulusan sekolah hanya tinggal menghitung hari saja. gadis tomboy dan pria berambut hitam dengan mata sedikit sipit yang sering memberikan susu karamel dan roti keju di setiap paginya tersebut akhirnya harus berpisah bukan karna hal lain tetapi mereka harus melanjutkan cita-cita untuk masa depan mereka. Adzkiya yang melanjutkan pendidikan di salah satu universitas di kota Bandung, dan Dikta yang melanjutkan pendidikan nya di akademi militer.Â
Terima kasih banyak dikta atas cerita tiga tahunnya, semoga Adzkiya bisa menyusul pendidikan di sekolah kepolisian juga.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H