Mohon tunggu...
Tanti Intan Nurhayati
Tanti Intan Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

bismillah.. Hrus ada air yang jatuh kedalam tumbuhan agar ia bisa tumbuh dan hidup. begitupun manusia, ada saatnya air mata jatuh untuk membuatnya lebih dewasa dan merasakan kehidupan yang sebenarnya.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Udara Pedesaan yang Sejuk Menyehatkan

28 Desember 2021   10:14 Diperbarui: 28 Desember 2021   10:23 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di pedesaan panorama nya masih dominan hijau, banyak pepohonan, tumbuh-tumbuhan yang ditanam oleh para penduduknya, nah itulah yang menyebabkan udara di pedesaan bersih dan menyehatkan. Dan itu juga menjadi salah satu faktor mengapa orang-orang kota kebanyakan memilih tempat destinasi untuk berwisata ke Kawasan- Kawasan yang hijau, asri, dan menenangkan.

 Mereka ingin menenangkan pikiran, dan juga sedikit bernafas segar karena udara diperkotaan sudah terkontaminasi oleh polusi-polusi udara.banyaknya pepohonan dan sirkulasi udara yang baik merupakan kunci utama mengaoa masyarakat yang ada di desa lebih aman dari polusi.

Perbedaan antara udara dipedesaan dan di perkotaan sangatlah mudah dilihat dari segi alam, seperti banyaknya pepohonan dan asrinya keadaan di pedesaan yang menjadi ciri akan udara di desa itu sangat bersih dan menyehatkan. Sedangkan diperkotaan pepohonan yang menjadi kunci udara bersih di tebang dan juga karena faktor banyaknya kendaraan,  pabrik-pabrik dan masih banyak lagi yang lainnya, yang menyebabkan udara kotor. Saya sendiri merasakan perbedaan itu, ketika diri yang biasa diam di desa dengan udara yang bersih tiba-tiba karena suatu alasan diharuskan tinggal di pekotaan yang banyak polusi, saya merasakan sesak, pengap, mata perih karena dari polusi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun