oleh Tantiana Marwah dan Dr. Dinie Anggraeni Dewi, M.Pd. M.H.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia menghadapi tantangan baru di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi. Generasi Z, lahir di era digital, memegang peran penting dalam menjaga dan menerapkan nilai-nilai Pancasila. Namun, keberadaan media sosial sebagai ruang interaksi sering kali menjadi tempat terjadinya degradasi moral dan budaya. Dalam konteks ini, penting bagi kita memahami bagaimana Generasi Z memaknai Pancasila dan mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Arus globalisasi yang semakin deras tidak dapat dihentikan, dan dampaknya, baik yang bersifat positif maupun negatif, tidak bisa dihindari. Kemajuan teknologi telah membawa kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk teknologi informasi dan telekomunikasi yang memberikan perubahan signifikan. Penggunaan internet dan media sosial terus meningkat seiring waktu, hingga menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Melalui koneksi internet, informasi dapat disebarluaskan secara cepat dan murah, tanpa mengenal batas wilayah. Namun, keterbukaan ini juga memungkinkan masuknya pengaruh budaya asing serta penyebaran konten negatif di samping konten-konten positif.
Kemunduran moral menjadi salah satu hambatan dalam pembangunan bangsa Indonesia, terutama berdampak pada generasi muda saat ini, yaitu Generasi Z, yang lahir antara tahun 1996 hingga 2009. Generasi ini tumbuh di era perkembangan teknologi yang pesat. Sebagai tanggapan terhadap kemerosotan moral ini, penting untuk memperkuat kembali pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila bagi Generasi Z, guna mencegah terjadinya degradasi moral yang bertentangan dengan budaya Indonesia. Pancasila sebagai ideologi bangsa merupakan pedoman dalam berbangsa dan bernegara, yang harus dipegang oleh seluruh rakyat Indonesia untuk mewujudkan cita-cita bersama.
Generasi Z, yang berada di antara generasi milenial dan generasi alpha, menjadi generasi yang paling terpengaruh oleh pesatnya kemajuan teknologi, khususnya dalam bidang informasi dan komunikasi. Mereka banyak menghabiskan waktu di dunia digital, tetapi juga paling rentan terhadap dampak negatifnya. Dampak ini timbul karena minimnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam interaksi di media sosial. Padahal, penggunaan teknologi harus dibarengi dengan etika dan moral yang baik. Banyak generasi muda saat ini terlena dengan teknologi sehingga mengabaikan sikap baik, baik di dunia nyata maupun maya. Contoh nyata dari pengaruh ini adalah maraknya penggunaan media sosial sebagai alat bersosialisasi.
Generasi Z perlu tetap kritis terhadap perkembangan zaman. Pancasila juga harus dipandang sebagai panduan dalam wawasan kebangsaan yang membentuk karakter generasi muda. Sebagai panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wawasan kebangsaan mencakup semangat perjuangan untuk mempertahankan bangsa dan negara. Keberagaman dalam masyarakat Indonesia, baik dalam hal gender, ras, agama, suku, maupun budaya, semakin terancam oleh derasnya arus globalisasi. Jika tidak diimbangi dengan rasa toleransi dan patriotisme, keberagaman ini bisa menjadi sumber perpecahan.
Oleh karena itu, penting bagi Generasi Z untuk menjaga dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam berpikir, bersikap, dan berbicara, baik dalam kehidupan nyata maupun di dunia digital, terutama di tengah arus globalisasi yang terus berkembang. Pendidikan Pancasila, sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional, bertujuan untuk meningkatkan pemahaman akan identitas dan peran bangsa, serta mendorong generasi muda untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara:
Pancasila memiliki fungsi utama sebagai dasar negara dan ideologi yang membentuk kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai pedoman hukum,
Pancasila menjadi sumber utama bagi segala aturan dan norma yang berlaku, memberikan arah bagi bangsa dalam menegakkan nilai-nilai
moral. Lima sila dalam Pancasila mencakup Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan yang memiliki peran penting dalam
memperkuat jati diri nasional serta memastikan terjaganya keutuhan bangsa. Nilai-nilai ini tidak hanya menjadi penuntun dalam kehidupan bermasyarakat tetapi juga berfungsi sebagai pengikat yang menyatukan bangsa dalam keberagaman, sehingga stabilitas dan kesatuan negara dapat terus terjaga.
Generasi Z di tengah era digitalisasi:
Generasi Z, yang lahir antara tahun 1996 hingga 2009, hidup di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi. Mereka tumbuh dengan kemudahan teknologi, termasuk media sosial, yang memberikan akses informasi luas. Namun, penggunaan media sosial juga membawa tantangan tersendiri, seperti penyebaran konten negatif, polarisasi, dan pengaruh budaya asing yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Minimnya penerapan nilai-nilai Pancasila dalam interaksi digital sering kali menyebabkan masalah seperti intoleransi, penyebaran hoaks, dan konflik. Di sinilah peran pendidikan dan lingkungan menjadi penting untuk menguatkan pemahaman dan implementasi nilai-nilai Pancasila.