Pemilihan gubernur (PILGUB) Banten 2017 akan berlangsung pada tanggal 15 febuari 2017, dan akan serentak dilaksanakan pada 4 kabupaten & kota, diantaranya Kabupaten Lebak,Pandeglang,Serang, dan Kabupaten Tangerang. Pasangan Calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Wahidin Halim-Andika Hazrumy, dan nomor urut 2, Rano Karno-Embay Mulya Syarief. Sejauh ini dari pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota serang sedang mengakaji ulang daftar pemilih tetap (DPT) untuk dapat berpartisipasi dalam pemilihan gubernur yang akan datang,dan bisa melihat seberapa antusias dari masyarakat dalam menghadapi PILGUB Banten ini,
bila pemilih belom terdaftar namanya dalam DPT segera laporkan ke kelurahan atau ke KPU kota/kabupaten. dan sudah dilakukan pemasangan alat peraga seperti baliho yang sudah terpasang di sekitaran jalan protocol di Kota Serang oleh pihak KPU dan tim sukses dari kedua pasangan tersebut. Pemasangan alat peraga kampanye (APK) seperti baliho,spanduk,ataupun brosur-brosur sudah dilakukan dengan baik dan tidak akan melebihi keputusan KPU yaitu mencetak APK sesuai aturan yakni 150 persen dari jumlah yang sudah di tetapkan oleh KPU. Dari pihak KPU Provinsi Banten akan mensosialisasikan untuk pemilih pemula bagaimana cara memilih kepala gubernur yang baik dengan cara berkunjung ke kampus-kampus (goes to campus) yang ada di Banten dan goes to school.
Dari pihak masyarakat mengharapkan PILGUB Banten di tahun ini terlaksana dengan damai,mendapatkan informasi yang utuh,transparan,tanpa adanya kampanye hitam,serangan fajar,uang pelicin,money politic dan istilah lainnya. Figur calon gubernur yang di inginkan oleh masyarakat adalah yang bisa mampu melakukan perbaikan di bidang ekonomi, bersih,santun,mampu mengatasi masalah public,dan bekerja keras untuk rakyat.
Sebagai contoh angka golput di Banten pada pemilihan Pilkada serentak 9 Desember 2015 silam, kabupaten serang menjadi daerah yang dengan angka partisipasi pemilih terendah mencapai 50,80% dengan angka golput mencapai 547.300 orang, dengan hal ini ada apa dengan masyarakat Banten saat ini? Mengapa mereka tidak menggunakan hak suaranya dengan baik? Menurut survey yang di dapat, masyarakat sudah jenuh dan bosan dengan diadakannya Pemilihan Umum (PEMILU). Yang pada akhirnya kepala daerah hanya mengumbar janji-janjinya pada kampanye saja tidak di realisasikan dengan baik,
masyarakat tidak butuh janji-janji manis para calon kepala daerah,kondisi ini diperburuk dengan kampanye yang tidak mengedepankan program kerjanya melainkan adu popularitas dan adu finansialnya, penyebab lain rakyat jenuh mengikuti Pemilu adalah sikap apatis masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu terutama kelompok masyarakat yang selama ini kurang merasakan hasil pembangunan, masyarkat sudah melekat di pikirannya siapapun yang akan terpilih tidak akan membawa perubahan berarti kepada kehidupan mereka, ada pula yang karena tidak sesuai dengan kriterianya, masyarakat hanya ingin Perubahan, perubahan di bidang ekonomi,dan pendidikan yang terpenting. Masyarakat hanya tahu “banyak uang,kamu yang saya pilih” budaya kampanye masih seperti itu realitanya, Rakyat bosan,apatis, tidak tertutup kemungkinan angka golput akan semakin tinggi.
Biasanya para calon gubernur lebih memilih kampanye ke belusukuan desa, karena mudah untuk menarik perhatian masyarakat, biasanya masyarakat pedesaan senang dengan kedatangan para calon gubernur, dan bisa bersalaman,bercengkrama, dan mengeluarkan keluh kesahnya, dengan cara segitu saja apa yakin bisa merubah Banten 5 tahun mendatang? Beda halnya dengan masyarakat perkotaan, mereka lebih kritis dalam hal kampanye belusukan, masyarakat perkotaan lebih mementingkan potensi,tidak suka mengumbar-umbar janji saja, dan melihat visi & misi para calon
KPU kota serang gencar melakukan sosialisasi kepada mahasiswa,aktivis wanita,penyandang disabilitas, dan wartawan kota untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Media bisa lebih banyak menyumbangkan informasi dan mengedukasi masyarakat bahwa hak pilih dalam Pemilu sangat penting, dan diharapkan masyarakat Banten bisa lebih mengerti proses tahapan pilgub yang dilaksanakan KPU. Sosialisasi mengenai pelaksanaan Pemilu sebenarnya sudah cukup intensif, tetapi sifatnya yang terkesan biasa-biasa saja membuat masyarakat kurang tertarik, khusunya dari segi kesadaran untuk bersikap aktif dalam menggunakan hak suaranya.
Diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam Pemilu, karena anggaranya cukup fantastis dalam sekali selenggara. Untuk pemilu 2009 saja menghabiskan dana 48 Trilun untuk dana logistic,pengamanan,pencetakan surat suara dan keperluan yang lain. Angka 48 Triliun oleh sebagian kalangan masih dianggap sangat besar, sayang sekali bila tidak dipergunakan dengan baik
Masyarakat pastinya menginginkan pembangunan yang semakin baik, dan kegiatan masyarakat berjalan dengan lancar dan normal. Kalau ada masalah pemerintah bisa mengatasinya dan bisa memberikan jawabannya. Itu adalah harapan masyarakat dalam proses pembangunan kedepannya dan dapat mengemban amanah rakyat dengan baik melalui inovasi dan kreatifitas dalam mempercepat pembangunan untuk kesejahteraan rakyat daerah.
*Penulis: Mahasiswa Semester 1, Mata kuliah Pengantar Ilmu Politik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H