Pelatih Jepang Hajime Moriyasu melontarkan sebuah pernyataan yang cenderung memuji Timnas Indonesia. Menurutnya, saat ini Timnas Indonesia telah melakukan kemajuan besar.Â
"Indonesia adalah salah satu negara yang benar-benar membuat kemajuan besar dan semakin kuat dibanding sebelumnya," kata pelatih Jepang Hajime Moriyasu.
Tapi tidak disebutkannya semua itu bisa terjadi karena banyak pemain Timnas yang mendadak jadi WNI.
Istilahnya WNI dadakan.
Prihatin.
Hanya karena darah atau keturunan mendadak jadi WNI demi ambisi ingin hadir di Piala Dunia 2026.
Ambil jalan pintas, padahal tidak ada keberhasilan yang bisa diraih lewat cara instan atau jalan pintas.
Mengapa hal sederhana seperti ini saja sulit untuk dipahami?
Hajime Moriyasu diperkirakan sudah tahu dan paham tentang hal ini.Â
Sekali lagi, tidak ada jalan pintas atau cara instan untuk meraih sebuah prestasi.
Sekadar menghibur saja pelatih Jepang itu ketika mengatakan Timnas Indonesia sudah melakukan kemajuan besar.
"Indonesia juga memiliki suporter yang sangat antusias, yang akan menjadi tambahan kekuatan bagi mereka. Kami akan menyiapkan mental menghadapi kemungkinan permainan agresif mereka," kata Hajime Moriyasu menambahkan.
Kembali pelatih Jepang itu melontarkan pernyataan yang cenderung memuji tapi sekali lagi diperkirakan semua ini hanya kata-kata penghibur saja.
Hanya untuk menyenangkan hati para suporter Timnas Indonesia.
Tidak tertutup kemungkinan dalam hatinya berkata seperti ini:
Silakan kalian ramai-ramai bernyanyi yang keras di Stadion GBK Senayan pada 15 November nanti tapi tetap Jepang yang akan keluar sebagai pemenangnya.Â
Memang tidak salah jika ada prediksi yang mengatakan Timnas Indonesia bukan lawan seimbang bagi Jepang meski sudah banyak WNI dadakan di sana.Â
Diperkirakan Jepang akan menang telak. Hanya di babak pertama saja Indonesia bisa melakukan perlawanan yang cukup keras.Â
Selanjutnya memble...prihatin.
Jika benar Timnas Indonesia kalah melawan Jepang pada 15 November nanti, maka hancur sudah impian bisa hadir di Piala Dunia 2026 itu.Â
Tinggal mimpi di atas mimpi.
Ya...pelatih Jepang melontarkan kata-kata pujian tapi semua itu hanya untuk menghibur saja.Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H