Ketika saya membicarakan tentang optimisme yang harus kita bangun, banyak dari mereka yang justru semakin pesimis. Mereka antara lain berkata:
"Bagaimana kita harus optimis, sementara harga-harga bahan pokok terus melambung".
"Bagaimana bisa optimis, negeri kita dipimpin oleh mereka yang seperti ini".
Begitu seterusnya.
Saya tersenyum. Jadi teringat ketika Khalifah Ali bin Abi Thalib juga diprotes oleh rakyatnya dengan nada pesimis.
"Wahai Khalifah. Mengapa ketika di Jaman Khalifah Abu Bakar, rakyat demikian nyaman dan bahagia. Sementara di Jaman Anda, kok seperti ini?"
Ali dengan senyum kecil menjawab:
"Jika di Jaman Abu Bakar, rakyatnya adalah (orang seperti) saya; sedangkan pada jaman saya, rakyatnya (orangnya) seperti kamu."
***
Bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, budaya, kelas sosial, variasi sistem hidup, dan sebagainya. Dengan ilmu sosiologi, saya memahami beberapa hal berikut:
1. Masyarakat merupakan cerminan dari realitas sosial. Artinya, apa yang terjadi pada masyarakat, berarti itu merupakan kebenaran sosial. Dari kebenaran sosial inilah maka energi sosial ditransformasikan sedemikian rupa menjadi tindakan yang legal-rasional.