Beberapa bulan ke depan, wilayah tempat saya tinggal akan melaksanakan perhelatan politik rutin: PEMILIHAN GUBERNUR baru. Tulisan ini hanya merupakan catatan kecil mengenai realitas politik yang saya lihat dari tempat saya tinggal di pinggiran Jawa Barat.
Konon, suatu hari ke5 pasangan calon Gubernur Jabar yaitu: Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar [A-D], Dede Yusuf - Lex Laksamana [D-L], Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki [R-T], Irianto Mahfudz Yance - Tatang Farhanul Hakim [I-T] dan Dikdik - Toyib [D-T] sedang berkumpul di sebuah rumah bambu di pinggir pesawahan yang indah. Kelima pasangan terlibat perbincangan serius mengenai satu topik mengenai Jabar Baru yang Berintegritas.
Pasangan A-D memulai presentasinya:
"Kami akan fokus kepada pembangunan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik".
Sedangkan pada D-L mengatakan:
"Kami akan fokus ke pengembangan SDM, seperti kesehatan dan Pendidikan"
Lalu pasangan I-T:
"Kami akan fokus ke penataan birokrasi supaya benar-benar jadi pelayan rakyat"
Pasangan R-T menjelaskan:
"Kami akan fokus ke pengawasan aparat, supaya tidak ada kebocoroan".
Sedangkan pasangat D-T menantang diri mereka dengan:
"Saya akan fokus kepada keamanan dan kenyamanan manusia-manusia Jawa Barat.
Diskusi serius, asyik, terbuka, dan diwarnai saling menghargai. Bahkan di akhir diskusi, masing-masing pihak mengatakan bahwa begitu salah satu di antara pasangan itu terpilih, maka program-program yang fokus dari mereka akan diserahkan kepada pemenang.
***
Hari sudah mulai malam. Masing-masing pasangan keluar tempat tersebut dengan hati lega dan senang. Ada optimisme yang menggelora dalam perjuangan mereka untuk menjadi Jabar 1. Tetapi yang lebih membahagiakan, dukungan dari pihak yang selama ini dianggap sebagai lawan justru ternyata sangat besar dan berarti.
Seiring langkah menyelusuri pesawahan yang sudah gelap tersebut, pada sebuah rumah bilik, terdengar sebuah TV dinyalakan.
Terdengar jelas, acara saling hujat, saling maki, saling menyudutkan, dan saling "menghancurkan". Di ujung sana, satusan kilometer dari tempat tadi, di belakang "keributan" tersebut, tepatnya di balik studio, 2 orang memantau sebuah monitor yang memuat rating sebuah acara.
"Bos, kayaknya acara bulan depan kita buat pasangan Pilgun Jabar biar berkelahi. Kami sudah siapkan skenario dan para aktornya!"
"Menarik...." Jawab yang dipanggil Bos. "Laksanakan! Butuh berapa biayanya? Jika perlu, sampai rusuh di luar ruangan!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H