terimakasih tuan,
asap yang kalian berikan telah membunuh kami
membunuh aktivitas kami
membunuh waktu kami
membunuh mobilitas kami
membunuh perekonomian kami
membunuh harihari kami
membunuh harapan kami
pelanpelan membunuh cinta kami pada negara ini.
tuan tahu?
anakanak kami diliburkan sekolah
di tengah desakan kepungan industri yang harus menyetor nilai tertulis tinggi untuk sekedar mendapatkan upah
petani kami bingung karena harus berjuang keras di ladangladang mereka yang berasempadan dengan kebun dan hutan milik perusahaan
pedagang kakilima kami mesti super protektif terhadap saluran pernafasan mereka ditambah lagi penurunan penghasilan yang drastis.
banyak lagi tuan, banyak lagi yang telah kalian hidangkan kepada kami melalui kebun dan hutan yang kalian gadaikan ke perusahaanperusahaan besar.
tuan,
kami memang bukan korban sinabung
bukan korban kelud
bukan korban bencana alam
seperti saudarasaudara kami disana.
kami korban kebijakan kalian
yang mengkaplingkapling tanaha Riau
lalu memberikannya kepada konglomeratkonglomerat; tentunya rajaraja kalian.
kalian memang tak banyak minta upeti dari kami tapi kalian bunuh kami pelanpelan
kalian memang mengalokasikan dana besar untuk pemadaman api tapi kalian tidak menyelesaikan akar masalahnya.
sibuklah terus mengibuli kami tuan, teruslah!
agar kami mati dalam ketenangan
biar kalian senang menikmati jaraha  dari rajaraja kalian.
terimakasih tuan, terimakasih.
terimakasih asapnya
terimakasih.
sekali lagi terimakasih
dan semoga arwah kami yang gentayangan sekarang ini
membunuh kalian.
matilah kalian!
bangsat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H