Mohon tunggu...
Tan Sati
Tan Sati Mohon Tunggu... wiraswasta -

penulis dan pembaca sajak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sedingin Malam Buruh Angkat

21 Maret 2014   08:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:40 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

malam ini hujan
menjalar di jalanan
masuk ke selokan
ngirim dingin ke mimpi
sejuk nyelubungi
resap ke dalam selimut
meluk badan
yang lelah
seharian ngangkat barang
diupah duapuluh ribu
sehari
enamratus ribu dipotong empat kali hari minggu dalam sebulan
beli sabun
beli odol
beli sekarung beras
tempe duaribu per hari
selebihnya kontrakan rumah
bayar listrik
tak cukup?
ngutang di warung atik ujang lia buyung
sementara para caleg
kebanyakan buang uang
di pohonpohon
dinding pagar tiang listrik
dimanamana
sampai ke tong sampah rumah
stiker spanduk baliho dan banyak lagi.
hujan malam ini
datang bersama lapar
membawa mimpi
wajah dik Ayu ban gemulai
ah,
biarlah badan ini digulung
agar anganangan datang selalu;
semoga utangutang tak bertambah lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun