Mohon tunggu...
Tan Sati
Tan Sati Mohon Tunggu... wiraswasta -

penulis dan pembaca sajak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Inginku (Hari Ini)

17 Maret 2014   01:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:52 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menatap jingga langit
mengingatkanku pada tapak kematian
ada hulu resah
menyebar bau busuk
nyengat
hingga ke jantung

sepasukan anak lapar
nadah mangkok tempurung
sambil membaurkan wajahnya
ke lubuk lapar

detak jantungku
ingin berhenti
tapi
bagaimana mungkin?
jika mati
menyajikan ketentraman
bisakah jutaan anak terbebas dari ketiadaanpangan?

menatap jingga langit
aku jadi ingin memimpin pemberontakan
memenggal kepala para jenderal
membunuh kau presiden durja
agar anakku dapat hidup dalam kesejahteraan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun